Banjir di Kabupaten Bandung Mulai Surut

Penurunan debit air cukup signifikan terhadap genangan di jalan raya yang menghubungkan Baleendah-Bojongsoang yang sudah tidak tergenang.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Des 2014, 13:32 WIB
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Bandung - Banjir luapan Sungai Citarum di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mulai surut. Hal itu disampaikan Marlan, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung.

"Berdasarkan pemantauan permukaan air ada penurunan sekitar 1 meter, kami berharap curah hujan tidak terlalu besar di daerah hulu Citarum," kata Marlan di Posko Bencana Banjir Baleendah, Kabupaten Bandung, Jumat (26/12/2014).

Menurut Marlan, penurunan debit air cukup signifikan terhadap genangan di jalan raya yang menghubungkan Baleendah-Bojongsoang yang sudah tidak tergenang. "Genangan tinggal sedikit, mudah-mudahan hari ini tidak naik lagi," kata Marlan.

Sedangkan Jalan Raya Baleendah-Dayeuhkolot masih tetap terputus karena tergenang setinggi lebih dari 1 meter.

Meski demikian, jumlah rumah yang terendam masih tetap yakni sebanyak 36 ribu unit, dengan 12.500 jiwa terpaksa mengungsi karena rumahnya sudah tersapu air setinggi lebih dari 2 meter. "Ketinggian air terakhir 3,10 meter di daerah Andir dan Cieunteung. Ada penyusutan hari ini, diharapkan terus surut," kata Marlan.

Namun demikian sebagian besar warga masih bertahan di rumah masing-masing, khususnya yang memiliki lantai dua.

"Memang cukup sulit untuk memastikan bantuan tersalurkan. Kita tempatkan posko dapur umum di sejumlah titik. sebagian pengungsi mendirikan posko dapur umum dan kami memasok bahan pokoknya ke lokasi," kata Marlan.

Ia menyebutkan, banyaknya warga yang bertahan di rumah masing-masing karena menganggap banjir itu menjadi rutinitas setiap tahun, meski tahun ini puncaknya akan terjadi hingga Januari 2015.

"Kami tidak bisa memaksa mereka mengungsi karena sudah menganggap banjir biasa, namun kami tetap pantau. Bila air terus meningkat mereka akan dijemput," kata dia.

Sementara itu, sebanyak 400 relawan dikerahkan untuk membantu para pengungsi, baik dalam mendistribusikan bantuan maupun dapur umum.

Jumlah bantuan personel dari Polri dan TNI ditambah karena luasan banjir terus meningkat, selain untuk membawa warga dengan rakit dan perahu karet juga menjaga keamanan.

"Penanganan tak hanya saat ada banjir juga pascabanjir. Biasanya gangguan penyakit terjadi pascabanjir, saat ini pun jumlah pasien yang berobat ke posko meningkat," kata Marlan.

Banjir selain merendam permukiman penduduk, pasar dan fasilitas umum, juga merendam Markas Yon 3 Zipur Yudha Wyogrha Dayeuhkolot. (Ant/Ado)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya