Liputan6.com, Jakarta Normal sekali apabila manusia berkeringat, justru perlu dipertanyakan jika manusia tidak pernah berkeringat. Namun, ada kalanya keringat yang menimbulkan bau tak sedap. Ini sungguh mengganggu dan deodoran menjadi solusi cepat mengatasinya.
Deodoran mampu membunuh bakteri yang menyebabkan bau setidaknya selama beberapa jam. Namun, setiap produk deodoran memiliki kandungan bahan kimia yang berbeda-beda. Beberapa ada yang aman, beberapa ada yang tidak aman jika dipakai dalam jangka waktu lama.
Advertisement
Lantas, apa saja kerugian menggunakan deodoran? Berikut ulasan yang dilansir dari laman Boldky, Sabtu (17/12/2014):
Alzheimer
1. Alergi Kulit
Sebagian besar deodoran mengandung senyawa etanol. Seperti alkohol lainnya, etanol bisa menyebabkan kulit menjadi kering. Akibatnya, gatal bahkan ruam pun bisa muncul. Kandungan bahan kimia lain selain ethanol juga bisa menyebabkan hal yang sama.
2. Noda
Deodoran bisa meninggalkan noda gelap pada pakaian. Hal ini pun susah dihilangkan, terutama pada pakaian yang berwarna putih. Memang tidak begitu merugikan, tetapi sungguh mengganggu.
3. Alzheimer
Kandungan derivatif aluminium bisa menyebabkan Alzheimer pada manusia. Meskipun demikian, beberapa penelitian masih pro dan kontra dengan hal ini.
Advertisement
Cacat Lahir
4. Cacat Lahir
Deodoran mengandung paraben sebagai pengawet dan phthalates sebagai senyawa agar aroma tahan lebih lama. Bahan parabens dapat menyebabkan pubertas dini pada anak-anak. Selain itu, phthalates menyebabkan mutasi sel yang juga bisa menyebabkan terjadinya cacat lahir.
5. Kanker Payudara
Ketiak terletak sangat dekat dengan jaringan payudara. Deodoran mengandung senyawa estrogenik yang berkemampuan sama dengan hormon wanita, estrogen. Apabila pertumbuhan hormon ini begitu tinggi dan tidak normal maka pertumbuhan kanker payudara pun akan semakin cepat terjadi.