Liputan6.com, Bali - Setiap peringatan Hari Raya Kuningan, warga Desa Munggu, Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, menggelar ritual tradisi mekotek.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (28/12/2014), para pemuda menggunakan kayu pulet sepanjang 4 meter sebagaitongkat untuk melaksanakan tradisi tersebut yang sebelumnya diperciki air suci.
Advertisement
Mereka kemudian berkeliling desa dan di setiap simpang jalan desa, para peserta membentuk formasi yang mengerucut di ujungnya.
Yang uniknya adalah beberapa pemuda menaiki tumpukan formasi kayu dan diarak hingga tumpukan terjatuh. Tradisi mekotek dahulu menggunakan tombak, namun untuk menghindari peserta dari luka maka diganti dengan kayu. Tujuan tradisi itu adalah menolak bala dan wabah penyakit.
Tak hanya tradisi mekotek, di Desa Adat Kapal, Mengwi juga ada tradisi perang ketupat. Sebelum perang ketupat dimulai digelar persembahyangan massal oleh warga.
Usai itu, warga yang berpartisipasi diperciki air suci (tirta) oleh pendeta Hindu. Setelah selesai ritual, peserta terbagi menjadi dua kelompok yang saling berhadap-hadapan.
Begitu aba-aba diberikan, peserta bersiap sedia dan kemudian bertempur dalam tradisi perang ketupat ini. Layaknya perang sungguhan aksi serang dan bertahan terjadi. Saling lempar ketupat yang tak terelakkan menghadirkan pemandangan ribuan ketupat melayang di udara. (Vra)