Liputan6.com, New York - Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 dari Surabaya menuju singapura resmi dinyatakan hilang dan proses pencarian terus dilakukan. Sahamnya anjlok hingga 12 persen, sehari setelah pesawat yang mengangkut 162 penumpang itu dinyatakan hilang.
Indonesia AirAsia, salah satu anak usaha AirAsia Group, kini harus berhadapan dengan tantangan terbesarnya setelah 10 tahun berbisnis di sektor penerbangan.
Mengutip laman BBC News, Senin (29/12/2014), Indonesia AirAsia merupakan maskapai yang mengoperasikan penerbangan QZ8501 ke Singapura saat pesawat tersebut hilang kontak dengan Air Traffic Control pada Minggu pagi sekitar pukul 6.17 WIB.
Indonesia AirAsia menerbangkan Airbus A320 ke lebih dari 30 rute ke beberapa tujuan di Thailand, Malaysia, Indonesia, Singapura dan Australia.
Sebanyak 49 persen saham Indonesia AirAsia dimiliki oleh AirAsia Group. Sementara sisa 51 persen saham lainnya dimiliki para investor domestik.
Pemerintah Indonesia memang melarang sejumlah perusahaan asing memiliki mayoritas saham di industri penerbangan. Model bisnis AirAsia tercatat serupa dengan yang diaplikasikan sejumlah maskapai penerbangan murah lain.
Tak ada kursi first class atau kelas bisnis di setiap pesawatnya. Rata-rata tiket pesawat juga tercatat hanya 170 ringgit saja.
Dalam tiga bulan terakhir hingga September, AirAsia Group telah mendulang laba sebesar 26,5 juta ringgit dan mengangkut 5,3 juta penumpang. Tapi jumlah penumpang di Indonesia justru berkurang 10 persen karena penutupan sejumlah rute.
Indonesia AirAsia awalnya juga sudah menggaungkan rencananya untuk melantai di bursa saham. Tapi rencananya untuk menggelar IPO harus tetunda lantaran meningkatnya biaya terbang dan depresiasi rupiah terhadap dolar AS tahun ini.
Sejauh ini, Indonesia AirAsia hanya menerbangkan satu jenis pesawat, Airbus A320. Pesawat A320 dapat menampung antara 150 hingga 180 penumpang dan terkenal memiliki tipe sayap berbeda yang dirancang untuk menghemat bahan bakar.
Pihak AirBus menjelaskan, A320 yang digunakan pada penerbangan QZ8501 telah mengantongi pengalaman 23.000 jam terbang dengan lebih dari 13.600 penerbangan. (Sis/Gdn)
Menengok Bisnis AirAsia di Indonesia
Indonesia AirAsia menerbangkan Airbus A320 ke lebih dari 30 rute tujuan di Thailand, Malaysia, Indonesia, Singapura dan Australia.
diperbarui 29 Des 2014, 18:38 WIBFoto: bbc.co.uk
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Momen Nyoblos di Pilgub DKI Jakarta 2024, Tiga Paslon Terdaftar di TPS Berbeda hingga Ahok dan Istri yang Curi Perhatian
Nyoblos Pilkada 2024, Cawagub Rano Karno Yakin 1 Putaran
VIDEO: Menhan ASEAN Bertemu Amerika dan Tiongkok, Bahas Sengketa Maritim
Otorita IKN Gelar Seleksi Kompetensi Bidang CPNS 2024 Via Zoom Mulai 28 November
Kehilangan iPhone, Pemilik Buat Pengumuman Ancam Kirim Santet ke Pencurinya
Sentilan Keras Ustadz Das'ad Latif tentang Larangan Tidur di Masjid, Kisahkan Para Sahabat Nabi
Ditanya Pilih Siapa di Pilkada Jawa Barat, Prabowo: Rahasia
Megawati-Puan Akan Nyoblos Pilkada Jakarta 2024 di Kebagusan Jakarta Selatan
Memahami RAV Endpoint Protection: Keamanan Komprehensif untuk Perangkat Anda
Tradisi Khofifah Ziarah Kubur ke Makam Orang Tua di Hari Pencoblosan Tiap Ikut Pilgub Jatim
Quick Count Pilkada 2024, Simak Langsung Melalui Link Ini
Anies Baswedan Gestur 3 Jari Saat Nyoblos di Lebak Bulus: Kita Ingin Jakarta Menyala