Penjualan Online Film The Interview Tembus Rp 186 Miliar

Penjualan film konteroversi, The Interview, secara online kian menambah pundi-pundi kekayaan Sony Pictures.

oleh Andina Librianty diperbarui 29 Des 2014, 18:20 WIB
Film `The Interview` mencatat sejarah Hollywood sebagai film studio pertama yang dirilis secara online

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan film kontroversi, The Interview, secara online kian menambah pundi-pundi kekayaan Sony Pictures. Penjualan dan penyewaan online film itu menghasilkan lebih dari US$ 15 juta atau berkisar Rp 186 miliar (Rp 12.435 per US$ 1). 

Hasil penjualan online itu sekaligus kian memperkuat pendapatan yang diperoleh Sony Pictures dari film tersebut, di luar dari peluncuran terbatasnya di sejumlah bioskop selama akhir pekan lalu. Hanya butuh empat hari, The Interview berhasil menduduki posisi pertama sebagai film online terpopuler Sony Pictures sepanjang masa.

Sony Pictures sendiri mulai merilis The Interview pada malam Natal di YouTube, Google Play, Xbox Video, dan situs perusahaan seetheinterview.com. Kemudian pada Minggu, 28 Desember 2014, film itu tersedia di iTunes.

"Sampai Sabtu, 27 Desember 2014, The Interview melalui platform distribusi online telah disewa dan dibeli secara online lebih dari 2 juta kali. Total uang yang dihabiskan konsumen hingga Sabtu untuk film The Interview di online lebih dari US$ 15 juta," jelas Sony Pictures seperti yang dilansir Business Insider, Senin (29/12/2014).

Penyewaan online film The Interview versi HD telah tersedia di seluruh Amerika Serikat (AS) sejak malam Natal di Google Play, YouTube Moviews, Xbox Video, dan situs seetheinterview.com dengan harga US$ 5,99. Sedangkan jika ingin membelinya, maka harus merogoh uang US$ 14,99.

Perilisannya juga telah diperluas ke Kanada melalui Google Play, YouTube Moviews, dan Xbox Video.

The Interview adalah salah satu film yang paling menyedot perhatian pada tahun ini. Untuk bisa merilis film tersebut, Sony Pictures harus berjuang keras di tengah ancaman para hacker yang menyerang jaringan komputer perusahaan beberapa waktu lalu.

Kelompok hacker itu disinyalir sebagai bagian dari Korea Utara (Korut) yang dari awal keberatan atas penayangan film tersebut. Pasalnya, alur cerita The Interview mengisahkan tentang upaya pembunuhan terhadap pimpinan negara itu, Kim Jong Un.

(din/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya