Liputan6.com, Washington DC - Amerika Serikat menyatakan bahwa Indonesia telah meminta bantuan pihaknya untuk menemukan pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang dalam penerbangan Surabaya menuju Singapura.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Jeff Rathke mengatakan, Kedutaan Amerika di Jakarta telah menerima permintaan bantuan dari Indonesia pada Senin 29 Desember 2014 untuk mencari pesawat AirAsia tersebut.
"Kami sekarang sedang membicarakan permintaan itu untuk mengetahui cara terbaik yang dapat kami lakukan untuk membantu Indonesia," kata Jeff Rathke, seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Selasa (30/12/2014).
Kendati demikian, Jeff Rathke tidak menyebutkan jenis bantuan yang diminta oleh Indonesia.
Sebelumnya, otoritas Indonesia mengatakan, pesawat AirAsia QZ8501 kemungkinan berada di dasar laut didasarkan pada koordinat pesawat ketika hilang kontak pada Minggu pagi 28 Desember 2014.
Namun menurut Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Bambang Soelistyo, Indonesia tidak memiliki spesifikasi peralatan yang dapat mendeteksi Emergency Local Transmitter (ELT) atau pemancar sinyal darurat yang menempel pada pesawat.
Pinjam peralatan
Bambang pun mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk meminjam perangkat dari negara-negara yang sudah menawarkan, di antaranya Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat.
Indonesia mengaku tidak memiliki alat yang dapat mendeteksi pemancar sinyal darurat yang menempel pada pesawat. Adapun pencarian melalui udara akan dilanjutkan pada Selasa ini dengan memperluas jangkauan melampaui jalur penerbangan pesawat AirAsia itu.
Indonesia sejauh ini telah mengerahkan 12 kapal, 3 helikopter 5 lima pesawat militer untuk mencari pesawat AirAsia tersebut. Sementara Malaysia akan mengerahkan sebuah pesawat C-130 dan 3 kapal, sedangkan Singapura meminjamkan sebuah C-130 dan Australia juga memberikan bantuan. (Ans)
AirAsia Hilang
Advertisement