Liputan6.com, Bangka Belitung - Kabar mengejutkan hadir di penghujung tahun. Pesawat AirAsia hilang kontak setelah terbang dari Surabaya menuju Singapura.
Kabar ini membawa duka bagi keluarga para penumpang dengan nomor resgister QZ8501 tersebut. Operasi besar-besaran pun dikerahkan untuk mencari keberadaan pesawat jenis Airbus tersebut.
Salah satunya Badan SAR Nasional (Basarnas) Pusat. Instansi yang menangani persoalan bencana ini mengerahkan lima kapal, salah satunya kapal KN 224 yang bergerak dari Tanjung Priok menuju Perairan Belitung Timur.
Dalam operasi ini, 20 kru Special Group yang biasanya melakukan tugas berat penyelamatan dikerahkan. Sejumlah perlengkapan dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan terburuk dalam peristiwa AirAsia ini.
Berangkat pada Minggu 28 Desember 2014, pukul 16.00 WIB, kapal orange yang biasanya digunakan untuk menyelamatkan imigran pencari suaka di Pulau Christmas ini mulai berlayar.
Menggunakan kecepatan tak kurang dari 20 knot, kapal ini sudah memasuki wilayah Selat Karimata dekat Kalimantan sekitar pukul 22.00 WIB. Karena malam, kecepatan dikurangi hingga mencapai 14 knot.
Pada Senin 29 Desember 2014 pukul 05.00 WIB, kapal mulai melakukan penyisiran pertama dengan mengitari Selat Karimata yang diduga awal matinya sinyal pesawat Air Asia yang berasal dari Malaysia itu. Kapal KN 224 yang dipimpin Kapten Ahmad itu mulai menyisiri kawasan itu untuk mencari jejak avtur.
Sejumlah langkah sudah dilakukan tim Basarnas. Mulai dari menghubungi kapal muatan Yamato untuk meminta jejak pencarian hingga pesawat Intai TNI. Namun jejak pesawat AirAsia belum terlihat di tempat itu.
Dengan perlahan, satu titik yang dibagi menjadi empat bagian ditelusuri oleh KN 224 hingga pukul 13.00 WIB. Wajah dari 20 kru Special Group pun terlihat pucat tanda kecewa. Tak lama setelah itu, Kapten Ahmad memutuskan menyandarkan kapal di kota 1.001 warung kopi, yaitu Pulau Manggar.
Tak mudah menyandarkan kapal di Pulau Manggar. Karena kondisi air pada sore hari masih surut, kapal pun tak dapat bergerak. Alhasil, dengan menumpang kapal nelayan awak kru beserta para wartawan yang ikut berhasil mendarat di Pulau Manggar.
Menurut Kapten Ahmad, besok pencaharian akan dilakukan lebih luas sekitar Pertemuan Selat Karimata dan Perairan Laut Jawa yang diperkirakan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di sana.
"Lokasi pencarian akan lebih besar daripada hari ini. Sebesar 180 nm kali 30 nm seputar Selat Karimata dan Perairan Laut Jawa," jelasnya.
Kapten Ahmad pun menuturkan, besok akan dimulai pencaharian sekitar 07.00 WIB pagi. Dirinya pun berharap cuaca akan mendukung.
"Besok jam 7 akan mulai pencarian dengan kecepatan 16 knot/jam diperkirakan akan sampai di titik pencaharian 5-6 jam dengan kondisi gelombang yang mendukung sekitar 0,9 knot," pungkas Kapten Ahmad. (Ali)
Basarnas: Lokasi Pencarian AirAsia Pagi Ini Diperluas
Basarnas menyatakan pencarian AirAsia akan mulai dilakukan pukul 07.00 WIB.
diperbarui 30 Des 2014, 07:10 WIBKapten kapal tim Basarnas menjelaskan titik pencarian pesawat AirAsia QZ8501. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ini yang Harus Dilakukan jika Sudah Taubat tapi Mengulangi Maksiat, Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala AFF 2024: Siapa Jadi Raja Asia Tenggara?
Jadwal dan Hasil Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Misi Jadi Raja Asia Tenggara
Erick Thohir Dapat Garansi Duel Timnas Indonesia vs Bahrain Berlangsung di Tanah Air
4 Destinasi Realistis Marcus Rashford Jika Tinggalkan Manchester United
Projo Bersiap Jadi Partai Politik, Pembuktian Jokowi Masih Kuat?
Upacara Erau, Tradisi Sakral Masyarakat Kutai Kartanegara
Dihadiri Jajaran Kabinet Merah Putih, Putri Zulkifli Hasan Membuka Workshop PAN di Surabaya
DPP PDIP Desak Polisi Tangkap Pemasangan Spanduk Negatif Jelang Kongres
Menteri Rosan Bertemu Tiga Perusahaan Raksasa Tiongkok Bahas Percepatan Investasi Mobil Listrik di Indonesia
Piala Presiden 2024 Untung Rp31,9 Miliar, Digunakan untuk Bantu Program Timnas Indonesia
Jakarta hingga Nusantara, Seperti Ini Tren Perjalanan Indonesia Tahun 2024