Liputan6.com, Kuala Lumpur - Saham AirAsia Bhd menunjukkan pelemahan harian terparahnya dalam lebih dari tiga tahun terakhir setelah pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 dinyatakan hilang saat terbang dari Surabaya menuju Singapura.
Sepanjang perdagangan kemarin, saham AirAsia Bhd turun 8,5 persen menjadi 2,69 ringgit dengan total perubahan kepemilikan 103,2 juta saham.
Advertisement
Mengutip laman Malaysia Insider, Selasa (30/12/2014), itu merupakan penurunan terparah dalam sehari yang dialami AirAsia. Hilangnya pesawat QZ8501 juga berdampak pada maskapai penerbangan murah rekanannya, AirAsia X Bhd dan penyedia asuransi Tune Ins Holdings Bhd. Pelemahan saham AirAsia Bhd juga masih terus berlanjut hingga hari ini mengingat pesawat belum juga ditemukan.
Saham AirAsia X turun 8 persen atau 5,5 sen menjadi 63 sen ringgit dengan total perubahan kepemilikan 39,26 juta saham. Sementara shaam Tune Insurance turun satu sen menjadi 1,75 ringgit.
Pihak Affin Hwang Investment Bank mengatakan, hilangnya pesawat Indonesia AirAsia itu dapat memicu reaksi buruk terhadap harga saham maskapai penerbangan murah tersebut. Saat ini, 51 persen saham Indonesia AirAsia, anak usaha AirAsia Bhd, dikelola para investor lokal.
Saham maskapai yang berbasis di Malaysia itu mulai anjlok sejak awal sesi perdagangan kemarin, sehari setelah pesawat dinyatakan hilang. Bersamaan dengan itu, pencarian pesawat di beberapa titik di Indonesia masih terus berlangsung.
Akibat insiden tersebut saham AirAsia tercatat sempat anjlok sebesar 11,6 persen pada perdagangan sebelumnya.
Saat ini tim penyelamat dan pencarian dari Indonesia terus berupaya menemukan pesawat tersebut setelah sempat menunda pencarian kemarin akibat cuaca buruk. Pesawat tersebut menghilang setelah pilot meminta untuk memutar rute ke kiri dan menambah ketinggian demi menghindari awan. (Sis/Nrm)