Liputan6.com, Manggar - Puluhan tokoh adat dilibatkan untuk mencari pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang di perairan Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung. Mereka hendak 'menerawang' di mana keberadaan burung besi tersebut.
"Kami diundang untuk membantu melihat secara gaib keberadaan pesawat tersebut dan hasil penglihatan kami bahwa pesawat itu tenggelam di antara Pulau Long dan Nangka," kata Ketua Adat Belitung Timur Mohammad Sai di Manggar, Selasa (30/12/2014).
Puluhan petinggi adat dari sejumlah desa dikumpulkan di rumah dinas Bupati Belitung Timur untuk melihat secara gaib keberadaan pesawat yang hilang kontak tersebut.
Para tokoh adat itu berasal dari berbagai elemen dan unsur yaitu air, angin, api, laut dan darat dengan menggelar ritual dan doa bersama untuk mendapatkan petunjuk dari sang pencipta.
"Hasil penglihatan saya bahwa pesawat tersebut disambar induk kilat dan petir, pesawat itu hancur dan tenggelam di laut," kata dia.
Ia mengaku, untuk melihat pesawat itu hanya meminta petunjuk Allah SWT bukan bersekutu dengan setan.
"Kami berkumpul bukan melakukan ritual yang mengarah kepada sirik, tetapi hanya memadukan kemampuan tokoh adat secara gaib dengan kekuatan doa bersama agar diberi petunjuk keberadaan pesawat itu," ujar dia.
Ia mengatakan, upaya tersebut hanya bentuk bantuan kepada Tim SAR, paling tidak dalam mencari titik hilang pesawat AirAsia.
Setelah penemuan serpihan berwarna merah di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah yang dinyatakan bagian dari pesawat AirAsia QZ8501 berupa emergency exit door. Pihak Basarnas menyatakan telah menyusun langkah terkait penangangan selanjutnya.
Advertisement
"Semua akan dikerahkan, saat ini menuju ke titik lokasi pencarian. Pekerjaan yang akan merek lakukan. Untuk mencari dan mengevakuasi semua benda-benda atau barang-barang atau dugaan jasad para penumpang," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat. (Ant/Tnt)