KRI Bung Tomo Bergerak Dekati Bayangan Pesawat AirAsia Besok

Pada awal evakuasi, sempat beredar kabar yang menyebut terlihat bayangan mirip dengan badan pesawat AirAsia QZ8501.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 01 Jan 2015, 23:17 WIB
KRI Bung Tomo 357. (Wikipedia).

Liputan6.com, Pangkalan Bun - Pencarian dan evakuasi jasad korban musibah pesawat AirAsia QZ8501 perlahan mulai terlihat hasilnya. Terhitung sudah 8 jenazah yang bisa dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur. Hanya saja bangkai pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu belum juga dapat ditemukan.

Pada awal evakuasi, sempat beredar kabar yang menyebut terlihat bayangan mirip dengan badan pesawat. Tapi sampai saat ini peralatan dan teknologi yang dipakai belum dapat menemukan posisi pasti badan pesawat.

SAR Mission Coordinator Pangkalan Bun Marsekal Muda Sunarbowo menjelaskan, untuk mempercepat pencarian badan pesawat, kapal perang Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo akan diarahkan ke titik yang disebut ada bayangan pesawat.

"KRI Bung Tomo sedang menuju bayangan (pesawat AirAsia) itu kita tunggu besok," kata Sunarbowo di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (1/1/2015).

KRI Bung Tomo juga akan dibantu dengan armada lainnya untuk mencari badan pesawat termasuk black box atau kotak hitam dan perangkat Emergency Locator Transmitter (ELT) yang sampai saat ini belum ditemukan. Termasuk sonar bantuan dari Singapura dan BPPT serta yang berada di kapal.

"Kita gunakan sonar yang bergerak bersama. Satuan gugus KRI Banda Aceh, kemudian RSS Swift, USS Simpson bergerak paralel saling berdekatan. Dalam satu atau dua hari dengan alat yang mulai digelar kita berharap bahwa badan utuh (pesawat AirAsia QZ8501) dapat ditemukan," jelas dia.

Penemuan serpiha pesawat juga menjadi petunjuk bagi tim Search and Rescue (SAR) gabungan untuk melakukan pencarian. Sunarbowo juga memperkirakan posisi pesawat bisa bergeser hingga 24 nautical mile (mil laut) dari posisi jatuhnya pesawat.

"Untuk itu, unsur laut terus bergerak. Setiap hari kami berikan pattern (pola) pencarian hingga ratusan kilometer. Kendala banyak padahal peralatan canggih. Bukan tidak mampu, tapi tingkat kesulitan besar sekali," ungkap dia.

Sunarbowo memastikan, proses pencarian masih terus dilakukan hingga pesawat AirAsia ditemukan. Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga menyatakan evakuasi tidak akan menentukan batas waktu.

Ia menambahkan, belajar dari peristiwa AdamAir, black box baru bisa ditemukan pada bulan ke-4 dengan kedalaman 2.000 meter. Bila melihat AirAsia yang kedalaman hanya 30 meter seharusnya dapat lebih mudah ditemukan.

"Mudah-mudahan karena ini masih berproses. Kita berharap dua tiga hari ke depan (AirAsia QZ8501) bisa ditemukan," tandas Sunarbowo.

Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu tinggal landas dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.

Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.

Pesawat AirAsia QZ8501 berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya