Liputan6.com, Selat Karimata - Hingga kini bangkai pesawat AirAsia belum juga ditemukan. Basarnas pun melakukan berbagai upaya, salah satunya menurunkan tim Paskhas TNI AL untuk menyelami perairan yang diduga menjadi lokasi jatuhnya badan pesawat tersebut.
Paskhas yang dikenal lihai menyelam ke dalam lautan hingga 45 meter ini dikerahkan karena wilayah perairan yang diduga lokasi jatuhnya AirAsia berkedalaman sekitar 30 meter.
Lantas perlengkapan apa saja yang akan digunakan tim Paskhas dengan tingkat kedalaman seperti itu? Komandan KRI 593 Letkol Laut (P) Arief Budiman menuturkan, pertama yang harus dimiliki Paskhas adalah pakaian selam lengkap, termasuk tabung oksigen.
"Kemudian tambang. Tambang ini sangat penting untuk tanda di kedalaman laut, supaya lebih efisien. Untuk menandai area yang sudah disisir kalau dalam evakuasi," kata Arief saat berbincang dengan media di perairan Teluk Kumai, Kalimantan Tengah, Jumat (2/1/2014).
Untuk ketahanan tabung oksigen, tergantung tingkat kedalaman. Semakin dalam semakin banyak oksigen yang dihabiskan. "Maksimal bisa 2 jam kalau kedalaman 10 meter untuk tabung 8 liter atau 200 bar," sambung dia.
Perlengkapan Paskhas lainnya yang wajib dimiliki adalah sangkur. Sebab tidak jarang para penyelam saat mengevakuasi korban sempat menemui kendala seperti tali, kabel dan sebagainya.
"Sangkur atau pisau selam, wajib karena nggak menutup kemungkinan sering terjerat tali, pernah pas SAR kapal kecantol tali, nggak bisa lepas. Nah kalau ada pisau kan tinggal potong," ujar Arief.
Dantim Kopaska Letda Edi Abdillah menambahkan, perlengkapan lain Kopaska adalah floating bag atau pelampung. Fungsi pelampung ini jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk mengangkat barang dari dasar laut, yang memiliki kemampuan angkat 1 ton.
"Floating bag kayak parasut untuk mengangkat barang dari dasar laut. Saat dipakai menggunakan udara dari tabung oksigen pelampung," jelas Edi.
Lampu Senter
Perlengkapan ke 5 yang harus dimiliki Kopaskas adalah lampu senter. Namun saat menyelam pada malam hari kemampuan daya sorot lampu hanya 1 meter.
"Tapi kita biasanya main feeling aja kalau nyelam malam, diraba-raba aja. Karena kalau sudah malam nggak jelas juga, cuma 1 meter jarak pandang," ujar Edi.
Nah, yang tak kalah penting perlengkapan yang harus dibawa Kopaska adalah sonar portable jika akan mencari kapal atau pesawat tenggelam di dasar laut. Alat ini untuk mendeteksi logam atau badan pesawat.
Cara memakai alat ini harus dibawa ke dalam air. Jika mendeteksi logam maka akan bunyi 'beep', makin dekat makin kencang bunyinya. Maksimal mampu mendeteksi di kedalaman 90 meter dengan luas radius 2.000 meter.
"Ada alat headset-nya dipakai di telinga. Bisa aktif dan pasif. Rencananya nanti untuk mencari AirAsia pakai cara aktif karena mencari blackbox kemungkinan mesinnya sudah mati. Jadi kalau ada besi atau logam dia berbunyi. Cara ini kita yang aktif menyisir," papar Edi.
Tak hanya itu, setiap Pasukan Katak juga dibekali kelengkapan alat balances, atau semacam rantai besi seperti sabuk yang memiliki berat hampir 3 kilo. Fungsi alat ini untuk menambah berat tubuh, agar mudah ke dasar laut.
"Balances ini untuk penyeimbang, besi supaya turun ke bawah," pungkas Edi. (Rmn/Ali)
Advertisement