Liputan6.com, Jakarta - Tragedi kecelakaan pesawat AirAsia QZ8510 menjadi duka mendalam bagi penerbangan Indonesia. Meski tim evakuasi sudah berhasil menemukan sejumlah jenazah korban dan serpihan pesawat, kotak hitam pesawat jurusan Surabaya-Singapura itu belum diketemukan.
Personel TNI Angkatan Udara dilibatkan dalam pencarian pesawat yang hilang sejak Minggu 28 Desember 2014. Dan saat ini bersama tim evakuasi lain juga turut mencari kotak hitam pesawat untuk menggali detail informasi penyebab jatuhnya QZ8510.
"Yang penting doanya dari teman-teman agar black box-nya ketemu. Dengan ketemu (black box) kita bisa tahu apa yang terjadi di Kokpit, apa yang dibicarakan kapten dan kokpit semua bisa dianalisa," ujar Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya Agus Supriyatna di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/1/2015).
Agus tak mau menduga-duga penyebab AirAsia QZ8501 jatuh di perairan Selat Karimata. Semua dugaan akan terjawab secara tepat setelah kotak hitam dapat diketemukan. "Kita tidak yakin kalau belum ketemu black box," kata dia.
Namun, ia juga menceritakan bagaimana bahayanya awan cumulonimbus yang diduga-duga sebagai salah satu penyebab jatuhnya AirAsia, dalam dunia penerbangan.
Advertisement
"Tapi kalau secara pengalaman saya ini jelas awan berbahaya, saya juga punya pengalaman masuk awan cumulonimbus. Awan itu harus dihindari oleh pesawat mana saja, mau ke kanan, ke kiri, ke atas, atau kembali, dan lebih baik kembali kalau tidak bisa tembus," papar Agus Supriyatna.
Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu tinggal landas dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Hingga kini, sudah 4 jenazah yang berhasil diidentifikasi tim DVI Polri. Keempat korban, yakni Hayati Lutfiah Hamid, Grayson Herbert Linaksita, pramugari Khairunisa Haidar Fauzi, dan Kevin Alexander Soetjipto. (Mvi/Yus)