Liputan6.com, Jakarta Sel-sel lemak di bawah kulit seseorang bisa menjadi pihak pertama yang menyerang bakteri sambil menunggu sel darah putih sampai di lokasi luka. Itulah hasil temuan terbaru yang dilakukan di University of California, San Diego School of Medicine.
Temuan baru itu menunjukkan tugas memerangi infeksi bukan semata-mata tanggung jawab sistem kekebalan tubuh. "Ini benar-benar tak terduga," kata penulis penelitian Dr Richard Gallo yang juga Kepala Dermatologi di Universiy of California, seperti dilansir Livescience, Senin (5/1/2015).
Para peneliti melakukan studi menggunakan tikus yang diberikan bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), sejenis bakteri Staph yang ditemukan pada kulit manusia dan tahan terhadap beberapa antibiotik. MRSA bisa menyebabkan sulit diobati dan mematikan.
Ketika kulit dipotong dan terkana patogen, sistem kekebalan tubuh mengirimkan sel darah putih khusus seperti neutrofil ke bagian luka untuk membunuh bakteri yang masuk kulit. Tapi, itu sel-sel tersebut membutuhkan waktu untuk mencapai lokasi yang cedera.
Dalam percobaan pada tikus itu ditemukan lapisan lemak di bawah kulit di lokasi terluka menjadi tebal dan sel-sel lemak menghasikan senyawa antimikroba yang disebut cathelicidin. Temuan ini menunjukkan sel-sel lemak langsung bisa merasakan bakteri Staph dan memberikan tanggapan yang sesuai.
Selain itu, tikus yang kekurangan sel-sel lemak di bawah kulit yang sehat lebih sering mengalami infeksi dan mengalami infeksi yang parah dengan MRSA. Hasil temuan ini diterbitkan dalam jurnal Science.
Peneliti menegaskan, dengan temuan ini bukan berarti memiliki terlalu banyak lemak di tubuh akan lebih melindungi dari infeksi. Bahkan obesitas atau resistensi insulin bisa mengakibatkan sel-sel lemak tak menanggapi sebagaimana mestinya dan bisa menurunkan pertahanan terhadap infeksi.
Kulit Berlemak Bantu Lindungi Anda dari Infeksi
Sel-sel lemak di bawah kulit seseorang bisa menjadi pihak pertama yang menyerang bakteri sambil menunggu sel darah putih.
diperbarui 06 Jan 2015, 14:00 WIBFoto Ilustrasi
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Tak Ada Susu di Makan Bergizi Gratis, Menko Polkam: Terpenting Penuhi Standar Gizi Minimal
Memahami INFJ Kepribadian Ganda: Karakteristik Unik dan Kompleks
Perbedaan Wirausaha dan Kewirausahaan: Memahami Konsep Dasar Bisnis
Makan Bergizi Gratis Pakai Telur Rebus, Anggota DPR Dede Yusuf Santap Steak di Restoran Terbaik Dunia Jadi Sorotan
Begini Proyek Ekonomi Indonesia di 2025
Apa itu Endorse: Pengertian, Manfaat, dan Cara Kerjanya
Profil Raline Shah, Staf Khusus Menkomdigi yang Langsing Berkat Jamu Anti Obesitas dan Diabetes
Suzuki Fronx Tampil Beda di Tokyo Auto Salon 2025
Kontrak Selama Dua Tahun, Bernarkah Patrick Kluivert Mendapat Jaji Rp18 Miliar per Tahun di Timnas Indonesia?
Memahami Kepribadian Seorang Seniman: Karakteristik Unik dan Kompleks
Viral Koin Jagat, Ini Deretan Izin Akses yang Diminta Aplikasi Berburu Harta Karun dari Pengguna
Naturalisasi Ole Romeny untuk Timnas Indonesia Hampir selesai, Hanya Menunggu Pengambilan Sumpah