Liputan6.com, Jakarta Jika pertanyaannya adalah siapa yang lebih hebat di antara Presiden Sukarno dengan Presiden Habibie, mungkin jawabannya mudah saja.
Sukarno, kita semua tahu, membawa Indonesia merdeka setelah dijajah Belanda dan Jepang. Sedangkan, di masa pemerintahan Presiden Habibie, Timor Timur lepas dari Indonesia.
Advertisement
Namun, bukan berarti Habibie tak berprestasi. Di masanya, tahun 1999, kita menyelenggarakan pemilu pertama pasca Reformasi yang relatif demokratis. Habibie berhasil mencegah Indonesia menjadi negara yang terpecah belah seperti Yugoslavia.
Sementara itu, bukan berarti pula Sukarno tak punya cacat. Di ujung pemerintahannya, Sukarno memusatkan kekuasaan ke tangannya sendiri. Ia menahbiskan dirinya sebagai presiden seumur hidup. Sementara itu, di ujung masa kekuasaannya, di awal 1960-an, ekonomi Indonesia terperosok ke jurang yang dalam. Inflasi sampai melambung hingga 600 persen.
Maka, bisa disimpulkan, kedua presiden tersebut punya sisi baik dan buruk masing-masing.
Fakta lain, baik Sukarno dan Habibie sudah dibuat versi filmnya. Yang paling diingat, tentu saja, Habibe & Ainun (2012) yang mengangkat kisah Presiden Habibie dan Soekarno: Indonesia Merdeka (2013) tentang Sukarno.
Nah, kalau urusannya film, kita boleh membandingkan, mana yang lebih hebat: Habibie di film atau Sukarno di film?
Kami menelaah dua film di atas dari beragam aspek. Berikut hasil telaahan kami. Yuk, disimak.
Baca juga:
[[INFOGRAFIS] Siapa Presiden Indonesia Terbaik di Film Nasional?](2054697 "")
Sukarno di Film
Sukarno di `Soekarno: Indonesia Merdeka` (sutr. Hanung Bramantyo, 2013)
Film ini merupakan karya monumental dari Hanung Bramantyo. Filmnya mengangkat kisah Sukarno dari kecil dan terutama saat menginjak tahun 1920-an hingga Indonesia merdeka di tahun 1945.
Ario Bayu dipilih Hanung menjadi Sukarno. Ario terbilang berhasil menghidupkan sosok Sukarno yang flamboyan, yang mampu memikat para gadis. Bagian yang ini tak luput dari sorotan Hanung. Di film kita melihat Sukarno yang berhasil memikat Inggit Garnasih (Maudy Koesnaedy) yang lebih dewasa darinya dan juga Fatmawati (Tika Bravani) yang usinya lebih muda.
Kalau dilihat dari jumlah penonton, Soekarno: Indonesia Merdeka mampu menyedot penonton sejumlah 960.071. Kenapa tak sampai satu juta? Hm, mungkin karena filmnya lebuh banyak berfokus pada kisah perjuangan Sukarno, bukan pada kisah cintanya. Menengok film yang mampu meraih di atas 1 juta penonton tahun itu, 2013, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah kisah cinta yang mengingatkan kita pada cerita Titanic.
Advertisement
Habibie di Film
Habibie di `Habibie & Ainun`(sutr. Faozan Rizal, 2012)
Hanung Bramantyo juga ikut membidani kelahiran film ini. Namun, ia tak duduk di kursi sutradara. Kursi itu diserahkan pada rekannya, Faozan Rizal.
Faozan dan Hanung kemudian memilih Reza Rahadian sebagai pemeran Habibie. Dilihat dari sudut manapun tentu tak ada kemiripan antara Reza dengan Habibie. Namun, rasanya bukan faktor kemiripan yang ingin dicari sineasnya. Tapi aktor yang mampu berakting sebagai Habibie.
Dan rasanya tak ada yang lebih baik memerankannya selain Reza Rahadian. Saat Reza berakting, yang kita lihat bukan lagi Reza, melaimkan BJ Habibie. Bahasa tubuh, intonasi bicara, sampai ekspresi wajahnya, semuanya persis Habibie. Reza telah menunaikan tugasnya dengan baik lantaran kita mampu melupakan sosoknya yang sama sekali tak mirip Habibie.
Di bioskop, saat edar dulu, Habibie & Ainun berhasil mendatangkan 4.488.889 penonton. Angka ini berjumlah empat kali lipat lebih banyak dari penonton Soekarno: Indonesia Merdeka. Lantas, kenapa jumlah penonton Habibie & Ainun lebih banyak dari Soekarno: Indonesia Merdeka?
Hm, bisa jadi lantaran film Habibie & Ainun lebih mengharu biru ketimbang Soekarno. Film tentang Habibie bukan berfokus pada langkah politik sang presiden, melainkan pada kisah cinta antara Habibie dan istrinya, Ainun (diperankan Bunga Citra Lestari). Penonton terharu saat melihat hanya maut yang memisahkan mereka.
Hal itu tak kita dapat pada sosok Sukarno di film Soekarno: Indonesia Merdeka. Di film, sang proklamator malah menunjukkan sikap yang tak mengundang simpati penonton.(Ade/Feb)