Liputan6.com, Semarang - Minggu pagi langit Semarang mendung. Seorang laki-laki berkaus polo hitam dan bercelana jins, turun dari sepedanya di kawasan simpang lima Semarang, Jawa Tengah. Ia lalu mengambil kuas dan cat. Mulailah ia mengecat selter BRT (bus rapid transit) yang penuh dengan coretan.
Usai membersihkan satu selter, ia terlihat celingak-celinguk mencarai teman. Kaleng cat dan kuas diletakkan. Ia berjalan menuju kerumunan pengunjung Car Free Day (CFD).
"Selamat pagi mas. Bantu saya membersihkan selter BRT yang dicoret-coret yuk," pinta dia.
Beberapa titik cat masih membekas di pakaian dan wajahnya, menunjukkan kalau pria itu tak profesional mengecat. Sementara itu pemuda yang diajak menoleh sejenak, kemudian tersipu-sipu dan mengikuti ajakannya. Tak hanya itu, ia pun mengajak teman-temannya yang sedang menikmati suasana Car Free Day (CFD) di depan Hotel Ciputra, Semarang, Minggu (4/1/2015).
"Yuk ngecat selter. Aku tadi diajak Pak Walikota langsung," kata Nugroho, si pemuda tersebut.
Aksi membersihkan selter BRT dilakukan Walikota Semarang Hendrar Prihadi, karena mengaku risih melihat banyak coretan di jalan-jalan protokol kota Semarang.
"Kesannya kota menjadi angker dan tidak aman. Makanya kemarin saya sengaja beli cat, terus pagi ini saya langsung ngecat sendiri," kata Hendy.
"Anak muda itu keren kalau peduli. Ayo anak muda, ambil kuas dan kerjakan apa yang kamu bisa," kata Hendrar lantang di halte yang berada di kawasan Simpang Lima Semarang itu.
Sejumlah anak muda baik dari komunitas atau yang kebetulan melintas langsung mengambil kuas, kemudian melumuri cat ke tembok dan rolling door halte yang rusak karena vandalisme, stiker, maupun cat lama yang mengelupas.
Hendy mengatakan, kegiatan mempercantik halte bus Trans Semarang itu merupakan aksi dari gerakan "Semarang Obah", yang diprakarsai kaum muda dari berbagai komunitas yang peduli dengan kondisi kota Semarang.
"Semarang Obah ini diprakarsai anak-anak muda agar mengajak komunitas-komunitas lain. Kami tentu mengapresiasi dan mendukung," kata Hendy.
Ada tiga halte bus Trans Semarang yang pagi ini dipercantik oleh anak-anak muda Semarang yaitu di Simpang Lima, Pandanaran, dan Ahmad yani. Rencananya selain dicat, halte akan dibubuhi mural.
"Hari ini siapkan tiga selter dulu, kalau peminat banyak seperti ini kita kembangkan. Ini gerakan untuk bisa menyadarkan yang belum mau merawat," kata Hendy.
Wanda Utami (21), salah seorang pemudi yang bergabung dalam aksi itu mengatakan, vandalisme sangat mengganggu. "Kemungkinan pelakunya memiliki energi seni yang tinggi namun medianya terbatas sehingga penyalurannya ngawur. Yang suka coret-coret, vandalisme, salurkan yang benar, ada tempatnya," ujar gadis yang menjadi Denok Semarang 2014 itu. (Sun/Ans)
Energi & Tambang