Insiden Angkutan Massal Saat Natal 2014 dan Tahun Baru 2015

Menghilangnya pesawat Air Asia QZ8501 menjadi peristiwa paling memprihatinkan selama angkutan Natal 2014 dan Tahun 2015.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 06 Jan 2015, 18:20 WIB
Ilustrasi Pesawat AirAsia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Plt Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang juga ditunjuk sebagai koordinator, Sugihardjo mengatakan, tragedi menghilangnya pesawat AirAsia QZ8501 menjadi peristiwa paling memprihatinkan selama angkutan Natal 2014 dan Tahun 2015. Sebab, dalam pesawat rute Surabaya-Singapura itu membawa 162 orang.

"Yang paling menonjol QZ8501 mengalami kecelakaan, turut prihatin, yang membawa 155 penumpang dan 7 kru," kata dia Jakarta, Selasa (6/1/2015).

Peristiwa lain yang juga menonjol ialah turun atau anjloknya 5 rel antara Stasiun Porong dan Bangil pada 19 Desember 2014. Dampak dari anjlok tersebut menyebabkan keterlambatan KA 87 Mutiara Timur selama 397 menit, KA 208 Probowangi selama 470 menit, KA 207 Probowangi selama 260 menit.

Keterlambatan juga terjadi pada KA 86 Mutiara Timur selama 200 menit dan KA 88 Mutiara Timur selama 136 menit.

Kemudian, lanjut Sugihardjo penutupan Bandara Ternate pada tanggal 19-29 Desember karena debu vulkanik Gunung Gamalama. "Periode gangguan di angkutan udara karena 19 Desember debu vulkanik Gunung Gamalama," ujar dia.

Lalu, peristiwa longsor di daerah Jembatan Gadok, Ciawi, Jawa Barat pada 21 Desember 2014 yang menyebabkan kemacetan dari arah Bogor menuju Puncak. Selain itu, Sugihardjo mengatakan, tragedi paling menonjol pada angkutan Natal dan Tahun Baru adalah masuknya sebuah lokomotif dengan nomor CC 2018907 menerobos ruang tunggu Stasiun Kota Jakarta.

"Ada juga lokomotif menerobos di Stasiun Kota Jakarta," tutup Sugihardjo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya