Liputan6.com, Jakarta - Tak hanya Ahok yang kesengsem dengan Bajaj listrik yang dipamerkan di halaman Balaikota DKI Jakarta pada Rabu 7 Januari 2014. Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga tertarik dengan munculnya Bajaj yang diproduksi PT Arrtu Mega Energie itu.
Djarot menilai, Bajaj-bajaj tersebut dapat menjadi kendaraan alternatif menggantikan Bajaj dua tak (berwarna oranye) berbahan bakar bensin yang selama ini masih beroperasi di Jakarta.
"Saya lihat tadi bagus itu, itu ramah lingkungan kan ya. Bahan bakarnya listrik ya? Pasti tidak bikin polusi," ujar Djarot di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (7/1/2014).
Dia tak mempermasalahkan ada komponen Bajaj listrik diimpor dari Tiongkok. Sebab, Bajaj merupakan angkutan jarak pendek yang tidak memerlukan kecepatan tinggi.
"Kan jalannya cuma di kompleks, permukiman-pemukiman, untuk yang dekat-dekat saja. Bawa 20 atau 30 (kilometer per jam) sudah cukup," ucap Djarot.
Djarot mendukung pengoperasian Bajaj tersebut untuk menggantikan Bajaj dua tak yang saat ini masih beroperasi di wilayah Jakarta. Namun, kewenangan untuk memberikan izin operasi ada di tangan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Kalau saya yang beri izin, sudah pasti saya kasih," ujar Djarot Saiful.
Presiden Direktur PT Arrtu Chistoforius Richard mengatakan, saat ini jumlah bajaj yang telah mereka produksi mencapai sekitar 500 unit. Hampir semua komponen dari bajaj tersebut dibuat di Indonesia. Komponen yang diimpor hanyalah mesin, yang didatangkan dari Tiongkok.
Advertisement
Bajaj listrik mampu mengangkut penumpang hingga 6 orang. Bila ditambah dengan sopir, kapasitas keseluruhan dari bajaj tersebut adalah 7 orang. (Mvi/Yus)