Liputan6.com, Jakarta - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah membentuk tim guna persiapan investigasi terkait kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di sekitar perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny F Sompie mengatakan, tim nantinya akan menelusuri ada tidaknya unsur pidana dalam kecelakaan tersebut. Namun tim ini akan berdiri sendiri dan tidak terkait dengan investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Meski sudah dibentuk, Kabareskrim Polri Komjen Pol Suhardi Aliyus belum menerbitkan Surat Perintah Penyelidikan. Artinya, Bareskrim masih bersifat mengumpulkan keterangan atau bukti permulaan adanya unsur pidana.
"Kalau Polri tentu kaitannya apakah ada tidaknya tindak pidana. Polri sebagai penyidik bisa berperan," kata Ronny di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (7/1/2015).
Sama halnya bila hasil investigasi KNKT menemukan adanya unsur pidana, maka Polri sebagaimana diamanatkan KUHAP bisa menjadi koordinator bagi Penyidik PNS (PPNS). "Penyidik Polri siap back up penyidikan itu maksimal, sehingga bisa disidangkan ke pengadilan," ujar Ronny.
"Bisa saja hasil tim KNKT diserahkan ke Polri atau bekerja sama dalam rangka membantu mencari solusi terhadap sebuah kejadian yang telah berlangsung sekaligus upaya pencegahan supaya tidak terjadi kemudian hari," imbuh Ronny.
Terkait pesawat AirAsia QZ8501 terbang di luar jadwal yang disepakati dan tidak melakukan briefing tentang cuaca, apakah bisa dijadikan bukti permulaan pidana untuk kemudian ditingkatkan kepada tahap penyelidikan, penyidikan dan penuntutan, Ronny enggan berandai-andai. Sebab, Polri menghormati proses kerja yang dilakukan KNKT.
"Polri belum bisa berkesimpulan dan berandai-andai, tim KNKT masih bekerja," kata Ronny.
Hingga hari ke-11 pencarian ini, total sudah ada 40 jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 yang berhasil ditemukan. 24 Di antaranya telah berhasil diidentifikasi. Tim SAR gabungan juga menemukan ekor pesawat AirAsia QZ8501 di perairan utara Laut Jawa sekitar Selat Karimata.
Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu tinggal landas dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.
Pesawat AirAsia QZ8501 berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan 1 bayi. Penumpang didominasi warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan. (Ans/Sss)
Bareskrim Polri Usut Ada Tidaknya Unsur Pidana Musibah AirAsia
Tim Bareskrim Polri nantinya berdiri sendiri dan tidak terkait dengan investigasi KNKT terhadap AirAsia QZ8501.
diperbarui 07 Jan 2015, 16:29 WIBIlustrasi Pesawat AirAsia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sate Kambing Bu Hj. Bejo, Kuliner yang Wajib Dicoba saat ke Solo
Kisah Kocak Sahabat Nabi yang Hendak Menipu Dajjal, Bikin Rasulullah Tersenyum
Tips Menghadapi Sidang Perceraian: Panduan Lengkap untuk Proses yang Sulit
Air Terjun Sendang Gile, Wisata Alam di Lombok Utara Memikat Pengunjung
Studi Ungkap Tanaman yang Dapat Atasi Limbah Mikroplastik
Masalah Terus Mendera, Sholat Tak Berdampak Positif jika Dilakukan Seperti Ini
Kekurangan Pengawas Madrasah, Kemenag Tak Segera Angkat Calon Yang Lulus Tes
Maruarar Sirait: Pemilih Nonmuslim Tinggalkan Pramono-Rano Karno karena Didukung Anies
Dikelola Kemenhut, TN Alas Purwo Dikenakan Tarif Nol Rupiah bagi Umat Hindu yang Beribadah di Pura Luhur Giri Salaka
Pengantin Menyesal Salah Pilih Vendor Dekorasi Pernikahan, Mengaku Tertipu Portofolio
Dugaan Korupsi di Bank Pemerintah, Kredit Modal Kerja Rp2 Miliar Digelapkan
Kisah Gus Maksum Sembuhkan Pemabuk Hanya dengan Sepucuk Surat, Karomah Wali