Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana untuk menggunakan sistem baru dalam sistem pembelajaran di Indonesia. Rencananya sistem baru ini akan mengalokasikan perangkat teknologi komputer tablet dalam penerapannya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, menyebutkan bahwa sistem baru tersebut akan memanfaatkan tablet sebagai pengganti buku pelajaran. Konsep ini sendiri disebut e-Sabak atau elektronik sabak. Sabak adalah alat tulis yang dipakai para pelajar Indonesia puluhan tahun silam.
Advertisement
"Buku adalah alat ajar paling penting. Kita mendiskusikan akan pakai elektronik book, e-Sabak. Kita ingin menggunakan tablet sebagai alat untuk proses belajar mengajar. Buku tulis yang dipakai tetap seperti biasa, sedangkan buku ajar baru kita pakai yang digital," kata Mendikbud.
Pilihan mengganti buku pelajaran dengan bentuk digital lewat e-sabak, disebutkan Anies, diharapkan akan membantu pelajar di daerah terdepan, terluar dan terpencil (3T) agar bisa lebih mudah mendapatkan bahan ajar. Sulitnya medan dan akses menuju daerah 3T diharapkan akan bisa ditanggulangi dengan konsep e-Sabak.
"Kita fokus untuk jalankan program ini di daerah 3T dulu seperti di Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara yang punya wilayah daratan perbatasan. Biasanya mereka sulit mendapat buku ajar kalau sudah dibikin digital kan akan lebih mudah mereka dapat. Jadi pelajar di daerah 3T nanti akan memiliki kualitas yang setara dengan pelajar di perkotaan," tambah Anies.
Soal penerapan konsep pembelajaran yang baru ini, Kemendikbud menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Telkom. Ketiganya mengaku akan melakukan rapat lebih mendalam terkait konsep penerapan e-Sabak.
"Dana kita sudah ada. Tapi untuk urusan lebih jelas, baru bisa dipaparkan setelah pembahasan lebih lanjut nanti. Mudah-mudahan beberapa minggu ke depan akan ada penjelasan lebih lengkap soal penerapannya," tandas Anies.
(den/isk)