Liputan6.com, Paris - Unjuk rasa menentang aksi penyerangan oleh kelompok bersenjata di kantor majalah satire Charlie Hebdo berlangsung di beberapa kota Prancis. Serangan tersebut mengakibatkan 12 orang tewas, termasuk 2 polisi.
Ribuan orang berkumpul di Alun-alun Place de la Republique di pusat kota Paris, pada Rabu 7 Januari 2015 malam waktu setempat. Mereka menggelar aksi unjuk rasa sambil memampang plakat solidaritas bertuliskan 'Je suis Charlie' atau 'Saya Charlie'.
Selain itu, seperti dimuat BBC, Kamis (8/1/2015), tumpukan pulpen -yang mencerminkan kebebasan berekspresi- dan ribuan lilin diletakkan di alun-alun itu untuk mengenang para korban.
Sementara itu, puluhan ribu warga lainnya menggelar aksi serupa di sejumlah kota Prancis, antara lain di Lyon, Toulouse, dan Montpellier.
"Kita akan melakukan apa pun yang bisa untuk menemukan mereka yang bertanggung jawab dan menyerukan persatuan nasional," seru demonstran.
Advertisement
Keamanan ditingkatkan ke level tertinggi di seluruh penjuru Prancis setelah serangan ini. Sementara polisi tengah memburu para pelaku.
Polisi mengatakan pria bersenjata yang mengenakan topeng itu melarikan diri ke arah utara Paris sebelum meninggalkan mobildan membajak kendaraan lainnya.
Hingga saat ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Namun sejumlah media Prancis menyebut nama para tersangka penyerang dengan mengutip sumber-sumber kepolisian.
Dua pria bersenjata menyerbu masuk ke kantor Charlie Hebdo itu ketika sedang berlangsung rapat redaksi. Pemimpin redaksinya, Stephane Charbonnier yang kerap dipanggil Charb, merupakan salah satu yang tewas, bersama tiga kartunis lainnya.
Kantor majalah satir ini sempat dilempar bom botol pada tahun 2011, sehari setelah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, sementara Charb mendapat ancaman pembunuhan beberapa kali. Lihat video penyerangan di Charlie Hebdo pada tautan ini. (Riz)