Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan proyek tanggul raksasa atau Giant Sea Wall (GWS) berbentuk burung garuda raksasa baru sebatas ide besar yang tertuang dalam sebuah gambar. Pasalnya, rencana pembangunan megapoproyek ini masih jalan di tempat.
Hal ini ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil. Dia mengatakan, pemasangan tiang pancang atau groundbreaking saat pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya proyek tembok penahan banjir di daerah Utara Jakarta.
"Itu baru gambar, belum ada apa-apanya. Yang di-groundbreaking Menko Perekonomian sebelumnya Chairul Tanjung, bukan GWS tapi memperkuat tembok yang sudah ada karena tinggi permukaan laut sudah sangat dekat," kata dia kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Kamis (8/1/2015).
Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), menurut Sofyan, akan melanjutkan proyek tersebut. Namun dia belum dapat memastikan pelaksanaan megaproyek ratusan triliun rupiah itu, termasuk studi kelayakan.
"Studi kelayakan belum ada, benar-benar masih gambar. Yang harus dilakukan tahun ini studi awal karena ada grand dari negara sahabat walaupun masih kecil cuma US$ 10 juta," papar dia.
Jika sudah dilakukan studi awal, lanjutnya, hasil studi tersebut dibawa ke pemerintah provinsi DKI Jakarta. Peran pemerintah pusat hanya mendukung.
Menurut dia, pembangunan GWS perlu memperhatikan hulu sampai hilir, termasuk penyelamatan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dan sungai lain yang mengalir di Ibukota. Untuk itu, pemerintah akan melakukan program menghijaukan kembali Cianjur dan daerah lain guna mengawasi DAS Ciliwung dan Cisadane.
"Mengatasi masalah di tengah, selain hulu, bagaimana masyarakat nggak merusak dengan membuang sampah ke sungai. Dihilir, lebih ke penataannya," pungkas Sofyan. (Fik/Ndw)