21 Jenazah Penumpang AirAsia QZ8501 Diidentifikasi

Dari 21 jenazah penumpang AirAsia QZ8501 yang masuk proses identifikasi, 14 di antaranya masuk dalam tahap rekonsiliasi.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Jan 2015, 08:48 WIB
Tim SAR gabungan membawa tandu untuk memindahkan jenazah penumpang Pesawat AirAsia QZ8501 dari KRI Banda Aceh menggunakan helikopter Basarnas tiba di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalteng, Rabu (7/1/2015). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Surabaya - 21 Jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 hari ini memasuki proses identifikasi oleh Tim Identifikasi Korban atau Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim, termasuk 7 jenazah yang baru tiba pada Jumat 9 Januari 2015 petang.

Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Awi Setiyono di Surabaya merinci, dari 21 jenazah yang masuk proses identifikasi, 14 jenazah di antaranya masuk dalam tahap rekonsiliasi. Sisanya 7 jenazah masuk dalam pemeriksaan post mortem.

"Untuk tujuh jenazah yang tiba kemarin malam, hari ini juga akan dilakukan pemeriksaan pararel, tujuannya untuk mengetahui identitas jenazah," kata Awi Setiyono, Sabtu (10/1/2015).

Ia berharap, hari ini akan banyak jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 teridentifikasi, dan bisa langsung diserahterimakan kepada keluarga korban.

Sebelumnya, Kepala DVI Polda Jatim, Kombes Pol Budiyono mengatakan kondisi jenazah yang nyaris sudah tidak bisa dikenali membuat tim kesulitan mengidentifikasi, sehingga harus mengandalkan DNA yang sudah diserahkan keluarga korban.

"Tim mulai menggunakan data DNA sebagai data primer untuk identifikasi korban, sebab semakin lama jenazah memang menjadi kendala dan tingkat kesulitannya semakin tinggi," tutur Budiyono.

Menurutnya, data DNA jenazah tidak harus dari keluarga yang sedarah atau vertikal seperti orang tua kandung atau anak kandung, namun bisa dicari dan dikumpulkan dari barang pribadi korban yang biasa dipakai.

Sementara itu, Budiyono meminta semua pihak untuk bersabar dalam proses identifikasi, sebab untuk mengetahui identitas jenazah yang dibutuhkan bukan kecepatan, melainkan ketepatan.

"Kami bekerja pagi, siang dan malam untuk mengungkap kebenaran identitas sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara hukum," jelas Budiyono. (Ant/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya