Liputan6.com, Prancis - Prancis dirundung teror bertubi-tubi. Penyanderaan terjadi di sebuah supermarket pada Jumat 9 Januari setelah tragedi penyerangan kantor Majalah Charlie Hebdo dua hari sebelumnya.
Namun kedua teror 'berdarah' tersebut sudah berakhir. Seluruh pelakunya sudah ditemukan. Polisi Prancis menyerbu dua lokasi penyanderaan di Paris, dan menewaskan tiga pelaku.
Advertisement
Satu dari penyandera di supermarket, dua lainnya adalah bersaudara yang sempat menyandera usai menyerang kantor Majalah Charlie Hebdo.
Berikut akhir kisah para peneror tersebut di tangan polisi.
Pembantai di Kantor Majalah Charlie Hebdo
Setelah perburuan selama 2 hari sejak 7 Januari, pelaku pembantaian pertama di negara pimpinan Francois Hollande, kakak-beradik Cherif dan Said Kouachi tewas karena tempat persembunyian mereka di kawasan Dammartin-en-Goele -- sekitar 40 kilometer arah timur laut Paris -- diserbu polisi.
"Mereka tewas saat diserbu polisi," ungkap Walikota Othis, Bernard Corneille, seperti dimuat CNN.
Sebelum tewas, dua orang bersaudara Cherif dan Said Kouachi, keluar dari dalam gedung dan menembaki polisi.
Di sebuah gudang itu, keduanya dilaporkan menyandera 1 orang. Sementara si sandera berhasil diselamatkan.
Advertisement
Penyandera di Supermarket
Dalam insiden 'berdarah' kedua, di bagian timur Paris, pasukan anti-terorisme menyerbu supermarket dimana para sandera ditahan oleh seorang pria bersenjata yang dilaporkan memiiki kaitan dengan dua bersaudara tersebut.
Polisi langsung mengepung supermarket di lokasi penyanderaan tersebut hingga kemudian baku tembak dan ledakan terjadi. Pelaku sempat mengancam akan membunuh para sandera jika saudara pria itu terluka. Tak diketahui siapa yang dimaksud 'saudara' oleh si pelaku.
Pria bersenjata dan empat orang sandera pun dilaporkan tewas.
Pejabat kota setempat mengatakan, selain 4 sandera, ada beberapa warga lain yang terluka tembak yang dilontarkan pelaku.
Polisi Prancis yakin para sandera tewas sebelum penyerbuan ke Supermarket Hypercacher, seperti disampaikan jaksa Paris Francois Molins kepada wartawan pada Jumat 9 Januari malam.
"Investigasi dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian mereka. Empat sandera mengalami luka serius dan 15 orang lainnya dibebaskan dalam kondisi selamat. Dua orang petugas polisi terluka dalam insiden tersebut," ucap salah satu polisi.
Presiden Prancis Francois Hollande menggambarkan peristiwa itu sebagai sebuah 'tragedi bagi bangsa'.
Dalam sebuah tayangan televisi, dia berterimakasih terhadap pasukan atas keberanian dan ketangkasannya. Meski negaranya masih harus waspada "Kita harus tetap waspada. Saya juga meminta Anda untuk bersatu -- ini merupakan senjata terbaik kita," kata Hollande. (Tnt/Ein)