Liputan6.com, Jakarta Cara pandang positif atau optimis ternyata banyak mempengaruhi kesehatan. Bukan hanya sehat secara fisik tapi juga mental. Seperti yang ditulis dalam sebuah penelitian di University of Illinois yang menemukan kalau optimis dapat menyehatkan jantung.
Penelitian yang mengamati 5.100 orang dewasa antara usia 45 dan 84 ini, melakukan survei lengkap untuk menilai tingkat kesehatan optimisme seseorang. Mereka juga memperhatikan tekanan darah, indeks massa tubuh, glukosa plasma puasa, kadar kolesterol, aktivitas fisik, diet, penggunaan tembakau dan kesehatan jantung berdasarkan acuan yang dikeluarkan American Heart Association.
Hasilnya, seperti diberitakan UPI, Senin (12/1/2015), individu yang memiliki tingkat optimisme tinggi cenderung memiliki dua kali lipat kesehatan jantung dibandingkan rekan-rekannya yang pesimis.
Penulis utama Rosalba Hernandez, seorang profesor pekerjaan sosial di University of Illinois, mengatakan bahwa hasil penelitian ini juga disesuaikan untuk mengetahui karakteristik sosio-demografi dan kesehatan mental seseorang.
"Peserta yang lebih optimis, 50-76 persen memiliki hasil tes kardiovaskular ideal dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang pesimis. Orang yang selalu pesimis memiliki risiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke," kata Hernandez dalam penelitian yang dipublikasikan dalam the Health Behavior and Policy Review.
Advertisement