Liputan6.com, Jakarta - Harga emas diproyeksikan bakal anjlok hingga menyentuh US$ 1.000 per troy ounce sepanjang 2015. Itu lantaran penguatan dolar yang diprediksi akan terus menjadi tekanan bagi logam mulia tersebut.
Sebanyak tujuh dari 10 analis yang mengikuti Kitco Gold Survey juga memprediksi harga emas akan merosot hingga US$ 1.000 per ounce.
Begitupula, dengan Head Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi rata-rata harga emas sekitar US$ 1.150 per troy ounce.
Advertisement
Hal tersebut karena investor masih melihat adanya turunnya permintaan emas di negara konsumen terbesar yaitu China dan India.
Tak hanya itu, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed akan membuat dolar AS kian perkasa. Kondisi ini membuat investor meninggalkan emas dan beralih ke pasar saham.
Saat harga emas turun, lalu apa yang sebaiknya dilakukan investor?
Ariston menyarankan agar investor tidak membeli emas di satu harga dalam jumlah besar karena harga masih berpeluang turun terus. Belilah emas sedikit-sedikit dalam beberapa level harga.
"Kalau beli emas dalam jumlah besar di satu harga, lalu harganya turun lagi kan rugi. Jadi biar tidak gigit jari, belinya sedikit-sedikit," katanya.
Saat ini harga memang terbilang sedang rendah dan bisa menjadi momen untuk membeli emas. Namun, Ariston menyarankan agar investor tidak membeli emas terlalu banyak.
"Harga emas bisa dibilang rendah, bisa beli. Cuma jangan banyak-banyak," terangnya. (Ndw)