Presiden Palestina dan PM Israel Ikut Gabung Aksi Damai di Paris

Aksi damai juga dilakukan di sejumlah tempat ibadah, seperti masjid, sinagog, gereja, dan situs bersejarah.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 12 Jan 2015, 12:47 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu (ujung kiri), Presiden Mali Keita, Presiden Prancis Francois Hollande, Kanselir Jerman Anglea Merkel, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas (ujung kanan). (Reuters)

Liputan6.com, Paris - Sekitar 3,7 juta orang berkumpul di alun-alun Kota Paris, Prancis untuk menggelar aksi damai pasca-penyerangan oleh pelaku teroris yang telah mengakibatkan 17 orang tewas dalam beberapa hari terakhir -- 12 di antaranya meninggal dunia dalam insiden teror di kantor majalah Charlie Hebdo.

Aksi ini bertujuan sebagai solidaritas dan simbol persatuan nasional, internasional, dan antar semua golongan. Juga sebagai bukti bahwa semua negara mengakui perbedaan tanpa membeda-bedakan latar belakang.

Sejumlah pemimpin negara hadir, termasuk Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Kanselir Jermin Angela Merkel, PM Spanyol Mariano Rajoy, dan PM Inggris David Cameron juga turut datang. Demikian yang dilansir CNN.

Aksi yang juga dihadiri Pemimpin Masjid Besar Paris yang juga Presiden Dewan Komunitas Islam Prancis Dalil Boubakeur ini dimulai pada Minggu 11 Januari 2014 pukul 15.00 waktu setempat.

Dalam kesempatan tersebut, para pemimpin negara yang hadir tersebut berdiri berdampingan, berdoa bersama menurut kepercayaan masing-masing. Selain itu, lagu kebangsaan Prancis 'La Marseillaise' juga dilantunkan untuk menghormati para korban.

PM Israel Benjamin Netanyahu secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Lassana Bathily, seorang warga Muslim yang menjadi penyelamat dalam aksi penyanderaan di supermarket Yahudi.

"Saya juga sampaikan terima kasih kepada Presiden Prancis yang sangat tegas kepada mereka yang berpaham anti-semitisme, yang penuh kebencian," ujar Netanyahu, seperti dimuat Al-Arabiya, Senin (12/1/2015). "Para pelaku bukan Islam sesungguhnya, tapi radikal," imbuh dia.

Selain sebagai bentuk perdamaian, aksi ini juga bertujuan untuk menjalin kerja sama antarnegara dalam meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah serangan teroris kembali terjadi.

Lebih dari 2.000 polisi diterjunkan ke lokasi aksi damai untuk menjaga keamanan. Aksi damai juga dilakukan di sejumlah tempat ibadah, seperti masjid, sinagog, gereja, dan situs bersejarah.

Pada Rabu 7 Januari lalu, kakak-beradik bernama Cherif dan Said Kouachi menyerang kantor majalah satire Charlie Hebdo, Paris hingga mengakibatkan 12 orang tewas, termasuk Pemimpin Redaksi Stephane Charbonnier dan 2 polisi.

Pelaku kemudian kabur ke utara Paris dan merampok sebuah SPBU. Tak lama berselang, seorang polisi wanita tewas ditembak. Keesokan harinya pada Jumat 9 Januari, terjadi penyanderaan oleh seorang pria hingga berujung 4 sandera dan pelaku tewas. (Riz/Ein)



Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya