'Lebih Baik Ditangkap daripada Mati Overdosis'

Sejumlah selebritis meninggal dunia akibat overdosis, di Indonesia maupun luar negeri. Risiko yang dekat dengan dunia artis?

oleh Ade IrwansyahRizky Aditya Saputra diperbarui 12 Jan 2015, 17:19 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Artis Narkoba

Liputan6.com, Jakarta - Jam 01.00 pagi, 31 Oktober 1993, di jalanan Hollywood orang-orang merayakan Halloween. Di luar klub malam Viper Room di kawasan Sunset Strip, Hollywood Barat, Los Angeles, orang-orang berkostum aneh—dari penyhir hingga Louis XIV—berseliweran. Tidak ada yang menyadari di trotoar seorang pemuda berjalan sempoyongan, menabrak orang, kemudian jatuh terkapar.

Omong-omong, ini Hollywood, “Hal itu,” kata seorang saksi mata, “biasa terjadi.”

Ya, di jalanan Hollywood, apalagi saat perayaan entah apa, normal saja ada orang berjalan sempoyongan lalu jatuh di sisi jalan. Namun, orang mungkin akan memperhatikan lebih seksama bila mereka tahu siapa yang terkapar di trotoar dini hari itu. Dialah River Phoenix, 23 tahun, bintang Stand By Me dan salah satu aktor muda berbakat di Hollywood.

Mengenakan jins dan sepatu sneakers, ia seperti pengunjung klub malam yang terlalu mabuk. Saat ambulans membawanya ke rumah sakit Cedars-Sinai Medical Center pukul 1.34, dia sudah kena serangan jantung. Pukul 1.51, River Phoenix meninggal.       
Hasil otopsi menyebutkan Phoenix meninggal akibat “keracunan berbagai obat-obatan”, termasuk heroin, kokain, dan dosis berlebih obat flu.

Sungguh ironis, tiga tahun sebelumnya, Phoenix pernah berkomentar saat kawannya sesame aktor, Corey Feldman ditangkap akibat kepemelikan heroin. “Hal itu membuatmu sadar narkoba tak hanya dipakai penjahat dan orang brengsek,”katanya. “Ini adalah penyakit yang bisa diidap semua orang.”           

Foto dok. Liputan6.com

Entah sudah berapa banyak artis Hollywood yang tewas akibat narkoba ataupun mengonsumsi obat resep dokter berlebihan yang berujung kematian akibat overdosis.

Selain River Phoenix, Hollywood juga kehilangan aktor-aktor berbakat seperti Heath Ledger (meninggal 2008) dan Philip Seymour Hoffman (meninggal 2014). Dua aktor ini peraih Oscar.

Dari dunia komedi, Hollywood kehilangan John Belushi yang ditemukan tewas overdosis kombinasi heroin dan kokain di rumahnya di kawasan Sunset Boulevard, Hollywood pada 4 Maret 1982. Belushi adalah bintang acara sketsa komedi Saturday Night Live yang antara lain membintangi film Blues Brothers. Ia sahabat Robin Williams. Konon kematian Belushi menyadarkan Williams berhenti pakai narkoba. Ironis memang, bertahun-tahun kemudian, tepatnya Agustus 2014 lalu, Williams menghabisi nyawanya sendiri akibat depresi.

Komedian lain yang meninggal akibat overdosis adalah Chris Farley. Pada 18 Desember 1997, comedian tambun berbobot 134 kilogram itu tergeletak tak bernyawa di lantai apartemennya di Chicago. Dokter  menyebut kematian komedian Saturday Night Live yang tenar lewat film komedi Beverly Hills Ninja (1997) itu akibat overdosis yang tak disengaja. Ia berpesta habis-habisan dan mengomsumsi begitu banyak kokain, kata seorang saksi.

Di dunia musik Barat korban akibat narkoba lebih banyak lagi. Di jagat musik obat-obatan terlarang alias narkoba atau “drugs” bahkan kerap disebut dalam satu tarikan nafas dengan “rock `n roll” dan “sex.”

Kita juga tentu tahu istilah Club 27 yakni klub maut berisi musisi rock berbakat yang meninggal di usia 27 tahun. Anggotanya ada Janis Joplin, Jimi Hendrix, Jim Morrison, Brian Jones dari The Rolling Stone, Kurt Cobain, hingga yang teranyar Amy Winehouse. Kematian tragis musisi-musisi legendaries tersebut kebanyakan akibat overdosis obat-obatan.

Foto dok. Liputan6.com

Juga masih segar dalam ingatan, kita kehilangan Michael Jackson pada 2009 akibat dokter pribadinya memberi obat-obatan anti depresan berlebih. Kemudian juga Whitney Houston yang ditemukan tewas di bak mandi kamar hotel dengan sejumlah narkoba di dekatnya. Hasil otopsi menyebutkan, pelantun “I Will Always Love You” itu meninggal akibat penggunaan narkoba yang memicu serangan jantung.

Foto dok. Liputan6.com

Kematian akibat penggunaan narkoba bukan saja terjadi pada seleb luar negeri. Beberapa artis kita juga harus meregang nyawa akibat narkoba.


Rahasia Umum

Rahasia Umum

Meski tak pernah diumumkan secara resmi, publik kita umumnya tahu siapa saja yang meninggal akibat overdosis.
Alda Risma, pelantun “Aku Tak Biasa”, ditemukan tak bernyawa di sebuah hotel di kawasan Matraman, Jakarta Timur dengan 25 bekas suntikan jarum di tubuhnya pada 2006 silam. Ia meninggal di usia 24 tahun. Kekasihnya, Ferry Surya Perkasa divonis bersalah pengadilan karena terbukti membuat Alda overdosis.

Putra Iwan Fals, Galang Rambu Anarki, gitaris band Bunga, meninggal di usia belia, 15 tahun pada 1997. Kabarnya, ia meninggal akibat overdosis narkotika. Namun, ibunya, Rosana atau akrab disapa Yos, menampik dengan mengatakan Galang meninggal akibat sakit dan terlambat dibawa ke dokter.

Selain itu, Ryan Hidayat, aktor tampan era 1990-an, juga disebut meninggal akibat overdosis pada 8 Februari 1997. Ryan dikenal sebagai pemeran Lupus, meninggal di usia 26 tahun.

Foto dok. Liputan6.com

Entah sudah berapa banyak artis kita yang ketangkap polisi akibat memakai narkoba. Yang tertangkap lebih dari sekali pun ada.

Yang teranyar Fariz RM yang untuk kedua kalinya harus berurusan dengan kasus narkoba.               
Sambil menanti penyelidikan kasusnya, Fariz kini menjalani rehabilitasi di panti Natura, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pada Kamis (8/1/2015) lalu, Roy Marten, juga pernah dua kali tersangkut kasus narkoba, menjenguk Fariz.

Kepada wartawan usai menjenguk, Roy punya kalimat bagus atas situasi yang dihadapi sahabatnya itu. “Kalau ketangkap polisi, itu bukan akhir dari kehidupan. Tapi itu adalah titik balik, dipaksa untuk berhenti,” katanya. “Itu justru harus kita syukuri.”
Ditangkap polisi, kata Roy, “Tentu menyakitkan dan menyedihkan. Tapi kita masih bisa melihat ke depan.”

Roy Marten benar. Sebab, menggunakan narkoba hanya meninggalkan dua konsekuensi: ditangkap polisi atau mati overdosis. Dan rasanya, ditangkap polisi masih lebih baik daripada meregang nyawa sendirian. (Ein)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya