Cegah Pohon Lapuk Tumbang, IPB Kenalkan Alat Ini

Alat ini bisa mendeteksi kesehatan pohon seperti rontgen pada manusia. Hasilnya berupa pencitraan atau foto.

oleh Bima Firmansyah diperbarui 12 Jan 2015, 16:54 WIB
Alat ini bisa mendeteksi kesehatan pohon seperti rontgen pada manusia. Hasilnya berupa pencitraan atau foto.

Liputan6.com, Bogor - Kasus tumbangnya pohon di Kota Bogor, Jawa Barat, sudah sering terjadi. Terakhir pada Minggu 11 Januari 2015 kemarin, sebatang pohon tumbang di Kebun Raya Bogor. Kejadian ini memakan korban 5 orang meninggal dan 29 luka-luka.

Dari evaluasi yang dilakukan Kebun Raya Bogor (KRB), pohon jenis Damar Agatis itu tumbang karena keropos dimakan rayap.

Padahal jika dilihat secara kasat mata, kulit pohon tampak baik. Namun ternyata bagian dalam batang sudah rapuh dan keropos. Penyakit pada pohon itu memang tidak bisa dilihat kasat mata dan harus dideteksi menggunakan alat khusus.

Foto dok. Liputan6.com


Guru Besar Entomologi Hutan IPB Prof Dr Dodi Nandika MS ‎mengatakan, deteksi kondisi kesehatan pohon dapat dilakukan dengan cara evaluasi visual dan evaluasi bantuan teknologi.

"Untuk evaluasi visual ya dilakukan secara kasat mata. Untuk seorang pakar bisa dilakukan dengan diketuk batang pohonnya. Namun kadang banyak kasus penyakit di dalamnya tidak terlihat oleh mata," ujar Dodi di Fakultas Kehutanan IPB, Dramaga, Bogor, Senin (12/1/2015).

Bila kondisi itu terjadi, ujar Dodi, harus dilakukan evaluasi dengan bantuan teknologi untuk mendeteksi kondisi kesehatan pohon. Salah satu yang berhasil dikembangkan IPB yakni teknik mendekteksi kesehatan pohon dengan alat Sonic Tomography.‎

"Alat ini bisa mendeteksi kesehatan pohon seperti rontgen pada manusia. Hasilnya berupa pencitraan atau foto. Jadi bisa diketahui keadaan di dalam batang pohon tanpa merusak pohon tersebut," ujar dia.

‎Alat Sonic Tomogragphy mendeteksi kesehatan pohon berdasarkan citra (gambar) warna yang dihasilkan dari matriks kecepatan gelombang suara yang merambat di bagian dalam kayu.

Prinsip teknologi berbasis akustik ini adalah dirambatkannya gelombang suara ke dalam batang pohon dengan alat yang dinamakan Transducerrs. Suara merambat lebih lebih cepat melalui kayu solid (utuh) dibandingkan dengan kayu busuk atau retak.

Sedangkan tomografi merujuk pada citra (gambar) suatu bagian dalam bahan yang dihasilkan dari gelombang yang menembus bagian dalam batang pohon tersebut. "Perangkat yang digunakan dalam tomografi disebut tomograph. Sedangkan gambar yang dihasilkan adalah tomogram," papar Dodi.

‎Dia mengaku alat tersebut satu-satunya di Indonesia. "Ini alat berasal dari Jerman harganya sekitar Rp 250 juta," tutur dia.

Guna mencegah terulangnya kejadian di Kebun Raya Bogor, Dodi bersedia berbagi pengalaman dalam mendeteksi kesehatan pohon. "Tinggal nanti tindak lanjutnya diserahkan kepada yang berwenang. Bisa ditebang atau diperkuat kembali menggunakan semen," pungkas Dodi. (Sun/Sss)

Foto dok. Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya