Liputan6.com, Bantul - Pasokan elpiji 3 kilogram (kg) mengalami kelangkaan di Bantul, Yogyakarta terimbas kenaikan kenaikan harga elpiji 12 kg.
Pasca kenaikan harga elpiji 12 kg, warga mulai beralih memakai elpiji 3 kg dan menyebabkan konsumsi elpiji tabung melon meningkat.
Advertisement
Terkait ini, Disperindagkop Bantul bersama para agen melayangkan surat pada semua pemilik pangkalan gas 3 kg.
Kepala Disperindagkop Bantul Sulistyanta mengatakan isi surat tersebut meminta kepada pangkalan harus melayani konsumen yang hendak membeli gas 3 kg di pangkalan.
"Ya hari ini sudah kirim surat ke 700 pangkalan yang ada di Bantul. Kita kirim semua lewat agen. Kan sesuai Permen ESDM 26 tahun 2006 yang namanya pengencer itu ya di pangkalan itu. Jadi yang langsung ke pengguna itu ya di tingkat pengecer. Padahal itu sudah ada ketentuannya jika dari pangkalan ke pengecer lagi ya bertambah mata rantai. Harganya berbeda lagi," ujar Sulistyanta kepada Liputan6.com, Selasa (13/1/2015).
Dia mengatakan, di tingkat pangkalan di Bantul selama ini justru konsumen pengguna sering tidak kebagian gas 3 kg. Pasalnya begitu gas datang dari agen tak berselang lama langsung habis dibeli pengecer.
Bahkan ada pangkalan tertentu yang sudah memiliki daftar pembeli tetap, sehingga tak memberi peluang sedikit pun pada konsumen penggunanya. Untuk itu dengan pemberian surat ini diharapkan pangkalan bisa memberikan layanan ke masyarakat.
"Jangan sampai datang sudah habis. Saya pernah temui begitu datang sudah ditunggu pembeli atau pengecer membawa kronjot. Itu saya temukan. Padahal seharusnya dia kan posisinya sudah pengecer jadi pembeli atau konsumen itu bisa dilayani jadi harus nya kan ada stok. Kalau diecer lagi ya pantas langsung habis," tegas dia.
Pemberian surat langsung ke pangkalan ini harapannya warga dapat memenuhi kebutuhannya dan dirinya juga dapat memantau harga elpiji di Bantul.
"Didata agar kita bisa mantau dan mengendalikan harga. Elpiji ini jual kemana saja. Elpiji 3 kg masih 14 ribu di pangkalan. 12 kg ya memang itu kan sudah jelas harus pakai non subsidi," ujarnya. (Fathi/Nrm)