Liputan6.com, Paris - Seorang anggota kepolisian yang diketahui tengah menyelidiki kasus serangan teror terhadap kantor majalah satire Charlie Hebdo di Paris, Prancis dilaporkan bunuh diri di kantornya, beberapa jam setelah insiden penembakan yang menewaskan 12 orang tersebut terjadi.
Helric Fredou, nama petugas itu, disebut menghabisi nyawanya sendiri setelah menemui keluarga korban penyerangan Charlie Hebdo.
Kepolisian Nasional Paris membenarkan kabar tersebut. Seperti dilaporkan France 3, Fredou ditemukan tak bernyawa oleh rekannya pada Kamis pukul 01.00 dini hari.
"Kami sungguh berduka, menginformasikan tewasnya rekan kami, Helric Fredou, yang menjabat sebagai Wakil Direktur Pelayanan Kepolisian Regional di Limoges," demikian pernyataan Kepolisian Paris, yang dimuat International Business Times, Selasa (13/1/2015).
Kepolisian Paris juga menyampaikan duka cita kepada pihak keluarga atas kepergian Helric Fredou yang menjadi Wakil Direktur Pelayanan Kepolisian Regional di Limoges sejak 2012 tersebut. "Kami sangat terkejut atas kejadian itu."
Sebelumnya Paris diguncang aksi teror yang diawali dengan penyerangan kantor Charlie Hebdo di Paris hingga mengakibatkan 12 orang tewas, termasuk sang Pemimpin Redaksi Stephane Charbonnier. Beberapa hari kemudian, seorang polisi wanita, Clarissa Jean-Philippe tewas ditembak.
Insiden terakhir terjadi di supermarket Yahudi di Paris. Seorang pria melakukan penyanderaan terhadap sejumlah orang. Akibatnya 4 orang tewas. Total korban jiwa akibat rangkaian aksi teror itu mencapai 17 orang.
Advertisement
Sementara itu, kakak-beradik yang menjadi tersangka penyerangan di Charlie Hebdo, Cherif dan Said Kouachi tewas dalam penyerbuan polisi. Penyandera di supermarket, Amedy Caulibaly juga meregang nyawa saat diserbu aparat.
Para pemimpin dunia kemudian berkumpul di Paris untuk melakukan aksi damai bersama jutaan warga Prancis. Di antara kepala pemerintahan tersebut, di antaranya adalah Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. (Riz/Ein)