Liputan6.com, Kediri - PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi menjatuhkan "vonis" berat terhadap Persik Kediri. Tim legendaris Indonesia itu batal tampil di kasta kompetisi tertinggi lantaran kesulitan dana.
Keputusan itu diumumkan CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono seusai rapat pleno, lusa lalu di kantor PT Liga Indonesia. Langkah tersebut diambil PT Liga untuk memproteksi klub dari kesulitan finansial ketika kompetisi tengah berjalan.
Advertisement
Tim berjuluk Macan Putih tidak sendiri. Persiwa Wamena juga mengalami nasib serupa. Tim berjuluk Badai Pegunungan itu gagal tampil dari ISL musim depan karena alasan sama: krisis keuangan.
Meski keikutsertaan Persik telah dicoret, manajer Persik, Anang Kurniawan menyatakan akan tetap berjuang agar timnya bisa mentas di panggung kompetisi tertinggi di Indonesia itu. Anang masih berharap keajaiban itu tetap ada walaukemungkinannya sangat kecil. Dia pun pasrah bila nantinya Persik hanya bisa bermain di Divisi Utama.
"Bila tidak ada mukjizat, bagaimapun juga, tidak bisa berlaga di ISL. Begitu juga, apakah ada mukjizat di Divisi Utama, seandainya kami benar-benar tidak bisa di ISL. Tetapi, kami tetap berusaha," ujar Anang.
Diakui staf ahli Walikota Kediri itu, biaya operasional tim membengkak ketika berlaga di ISL. Masalah keuangan mulai mendera tim ketika klub diharamkan "menyusu" dari dana APBD. Mengikuti kompetisi seperti makan buah simalakama ketika sulit mencari sponsor.
"Untuk bisa bermain di ISL, paling tidak kita memerlukan anggaran antara Rp 15-18 miliar. Sementara, sekarang ini, kami sulit mendapatkan sponsor," aku Anang Kurniawan.