Dokter Hingga Psikiater Gabung dalam Tim Investigasi AirAsia

Sejauh ini, negara seperti Prancis, Singapura, dan Korea Selatan sudah bergabung dalam tim investigasi AirAsia tahap awal

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 14 Jan 2015, 05:01 WIB
Petugas KNKT mendata beberapa serpihan pesawat AirAsia QZ8501 di posko pusat, Lanud Iskandar, Pangkalan Bun. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Proses investigasi sudah mulai dilakukan di kantor Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Berbagai tenaga ahli dari berbagai negara juga sudah terlibat.

Tak cukup sampai di situ. Tim nantinya juga akan diperkuat oleh ahli di luar bidang teknis. Misalnya saja, dokter, psikolog, dan psikiater. Para ahli ini akan menganalisis sisi human factor dari kecelakaan ini.

"Mungkin saja nanti turun tangan, ada teman-teman saya dokter, psikolog, psikiater akan ikut dalam diskusi human factor," jelas Ketua Tim Investigasi AirAsia, Mardjono Siswosuwarno di kantor KNKT, Jakarta, Selasa (13/1/2015).

Tim tambahan ini, kata Mardjono, biasanya akan bergabung setelah data FDR dan CVR sudah berhasil diproses dan siap didiskusikan. Tim ini akan bergabung dalam proses diskusi.

"Ada rapat pleno nanti. Itu hanya orang khusus yang hadir. Lalu di situ akan disingkronkan CVR dengan FDR. Nanti akan ketahuan saat pesawat belok bicara apa. Dari analisisnya dibuat. Ini tahap panjang kenapa demikian," jelas dia.

Sejauh ini, negara seperti Prancis, Singapura, dan Korea Selatan sudah bergabung dalam tim investigasi tahap awal. Prancis yang terlibat dalam proses unduh data berjumlah 5 orang. Mereka berasal dari BEA (KNKT-Prancis) dan pihak dari Airbus.

Sementara, bantuan dari Singapura dan Korea Selatan berasal dari accredited representative. Seluruh tim tidak akan membantu sampai proses kesimpulan. Biasanya mereka akan mendapat laporan dengan tetap menjalin koordinasi dengan KNKT. (Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya