Liputan6.com, Jakarta Mulai Rabu (14/1/2014) ini, di bioskop tayang film Blackhat yang dibintangi Chris Hemsworth bareng dua bintang Mandarin, Wang Lee Hom dan Tang Wei.
Film produksi Hollywood karya Michael Mann (Heat, Collateral, Miami Vice) ini terbilang istimewa, lantaran mengambil latar Jakarta.
Advertisement
Maka, pertanyaannya kemudian, seperti apa Jakarta digambarkan di film Blackhat?
***PERINGATAN SPOILER! Paragraf berikut berisi bocoran cerita dan penggambaran Jakarta di film.***
Baiknya dibeberkan dulu sedikit ceritanya. Alkisah, sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir di Tiongkok diledakkan dengan cara meretas sistem komputer reaktor nuklir. Kemudian, di pasar komoditas, hacker berhasil menggoyang pasar komoditas hingga harga kedelai meroket.
Pemerintah Tiongkok lantas mengutus polisi spesialis kejahatan dunia maya, Chen Dawai (Wang Lee Hom) untuk bekerjasama dengan Amerika menangkap teroris dunia maya itu. Chen meminta FBI mengeluarkan hacker bernama Nick Hathaway (diperankan Chris Hemsworth) dari penjara untuk membantunya.
Perburuan hacker oleh Chen Dawai, Nick Hathaway, beserta FBI membawa film ini mengunjungi Hong Kong, Perak, Malaysia, dan terakhir ke Jakarta.
Jakarta di `Blackhat`
Tidak banyak pemandangan Jakarta disyut Michael Mann. Dibanding Hong Kong yang banyak disorot pemandangan pencakar langitnya, gedung-gedung Jakarta hanya muncul sekelebatan.
Penonton bakal melihat sebuah gedung yang belum jadi. Masjid Istiqlal kelihatan sebentar. Begitu juga kawasan Tanah Abang.
Jakarta dalam gambaran versi Mann bukanlah kota yang gemerlap. Ia tak menampilkan gedung-gedung di Jalan Sudirman atau Jalan Thamrin, ataupun mal-mal mewah yang bertebaran di Jakarta.
Jagoan kita, Nick Hathaway tinggal di rumah susun Jakarta serta belanja di pasar loak. Pelabuhan pun yang nongol bukan Tanjung Priok, tapi Sunda Kelapa.
Yang terasa wah, adegan klimaks film, saat Nick bertemu gembong hacker beserta komplotannya berlangsung di Lapangan Banteng yang di film disebut Papua Square yang tentu mengacu pada tugu Monumen Pembebasan Irian Barat.
Di tempat ini Michael Mann menset sebuah event akbar yang diikuti ribuan orang bernuansa Bali. Ada perempuan-perempuan menari dalam pakaian tradional Bali di lantai atas monumen, sementara ribuan pria lain, dengan ciri khas kain merah berjalan sambil memegang obor.
Masih penasaran bagaimana sesungguhnya Jakarta digambarkan di Blackhat? Silakan saksikan filmnya di bioskop. (Ade)
Advertisement