Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah mengkaji untuk mengubah program beras miskin (raskin) menjadi program e-money. Hal tersebut karena implementasi dari program beras bagi masyarakat kurang mampu ini terjadi banyak penyimpangan.
Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil mengatakan, perubahan tersebut paling cepat baru bisa dilakukan pada tahun depan karena pemerintah harus melakukan kajian secara mendalam untuk mengubahnya.
"Kami berbaiki dulu goverment-nya 5-6 bulan, baru dipikirakan apakah diubah jadi uang seperti BLT. Tapi Paling cepat tahun depan, karena dengan kartu (Kartu Keluarga Sejahtera/KSS) lebih praktis," ujarnya di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (14/1/2015).
Dia menjelaskan, selama ini memang ada banyak laporan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyatakan bahwa program raskin ini tidak tepat sasaran dan kualitas beras yang diberikan jauh dari kata layak.
"Raskin ini kan sudah berjalan sejak 2003 tapi ternyata ada studi dan laporan dari KPK yang menyatakan bahwa banyak yang tidak sampai sasaran, jumlah, waktu, kualitas, kita pikirkan untuk perbaiki," lanjutnya.
Untuk masalah kualitas, pemerintah telah meminta Bulog agar berhati-hati dalam membeli beras. Sementara untuk ketepatan sasaran, pemerintah pusat akan memberikan arahan kepada pemerintah daerah agar menyediakn dana khusus untuk mengangkut beras ini.
"Ini masalah titik serah, yang diterima antara titik serah dengan titik bagi itu di Pemda. Selama ini Pemda tidak menyediakan dana untuk pengangkutan, makanya yang diterima masyarakat kurang. Kita minta Kemendagri menertibkan. Evalusi dan monitor oleh Kemensos," kata dia.
Namun untuk sementara, raskin ini akan tetap disalurkan sambil menunggu evaluasi program tersebut. "Untuk sementara iya karena kita jaga inflasi, saat musim banjir butuh beras," tandasnya. (Dny/Gdn)
Perubahan Raskin ke E-Money Paling Cepat Tahun Depan
KPK menyatakan bahwa program raskin ini tidak tepat sasaran dan kualitas beras yang diberikan jauh dari kata layak.
diperbarui 15 Jan 2015, 08:18 WIBMenteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil saat memberikan keterangan terkait rapat koordinasi (rakor) di Gedung Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (14/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ternyata Mudah, Ini Cara Memilih Daun Jeruk yang Tidak Pahit
Ciri-Ciri Sapi Belgian Blue: Keunikan dan Keunggulan Ras Sapi Berotot Besar
Cuti Bersama Desember 2024, Simak Tanggal-Tanggal Penting untuk Liburan Nataru
Cara Membuat Sambal Pecel Lele yang Nikmat dan Menggugah Selera
Ciri Kepemimpinan Visioner Adalah Kunci Sukses Organisasi Modern
Putri Zulhas dan Zumi Zola Ajak Anak-Anak saat Prewedding, Warganet Turut Bahagia
Menanti Sejumlah Data Ekonomi Global dan Domestik, Emiten Sektor Ini Diramal Kinclong
15 Bank Dicabut Izin, LPS Bayar Simpanan Rp 735,2 Miliar hingga Oktober 2024
Cara Menanak Nasi Ala Restoran yang Pulen dan Tidak Cepat Basi
Ciri Kesemutan karena Diabetes: Gejala, Penyebab, dan Penanganan
Terinspirasi Motor Balap, BMW Motorrad Luncurkan R12S 2025
Cara Mengolah Ikan Peda agar Tidak Terlalu Asin dan Tetap Nikmat