Penyakit Non-Infeksi Bisa Habiskan Anggaran Kesehatan

Dua pertiga APBD Pemprov Aceh lebih banyak membiayai orang berpenyakit noninfeksi. Inilah yang menyedot anggaran kesehatan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 15 Jan 2015, 10:45 WIB
Cara pandang positif atau optimis ternyata banyak mempengaruhi kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Dua pertiga dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang disiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh untuk program Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh ternyata lebih banyak digunakan untuk membiayai orang-orang dengan penyakit non-infeksi.

Seperti disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Aceh Muhammad Yani bahwa penyakit noninfeksi seperti jantung, kanker, hipertensi, ginjal banyak menyedot anggaran kesehatan. Inilah yang membuat pemprov akan menekankan kembali upaya preventif atau pencegahan dan promotif.

"Inilah yang harusnya kita jadikan pelajaran. Upaya promotif dan preventif yang kami lakukan belum maksimal. Ke depannya tentu ini harus dijadikan agenda utama. Karena sebetulnya penyakit-penyakit ini bisa dicegah," kata Yani usai acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara Pemerintah Aceh dan BPJS Kesehatan tentang penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh di Kantor BPJS Kesehatan, ditulis Kamis (15/1/2015).

Sebelumnya, Pemprov Aceh merupakan pemerintah provinsi pertama yang melaksanakan Universal Coverage di Indonesia melalui program Jaminan Kesehatan Rakyat Aceh (JKRA). Pengelolaan program JKRA oleh BPJS Kesehatan sendiri dimulai pada 2010 dengan jumlah peserta mencapai 1.750.327 jiwa.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya