Liputan6.com, Washington - Para petinggi Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) melaporkan berbagai kekhawatiran terhadap dampak negatif jatuhnya harga minyak dunia pada ekonomi AS yang tengah merekah. Laporan `Beige Book` yang dirilis The Fed kali ini menunjukkan beberapa masalah yang mengganjal pertumbuhan ekonomi AS mengingat harga minyak yang terus turun mulai menghantam perekonomiannya.
Mengutip laman CNBC, Kamis (15/1/2015), The Fed memberikan laporan tersebut delapan kali per tahun guna menunjukkan berbagai ekspektasi untuk pertumbuhan ekonomi AS yang lebih baik. Tentu saja, laporan tersebut juga diwarnai sejumlah masalah yang berpotensi menghambat ekonomi AS di antaranya harga minyak dunia yang terus merosot saat ini.
Advertisement
Penurunan harga minyak mungkin memberikan untung bagi masyarakat luas tapi menjadi malapetakan bagi sejumlah perusahaan energi. The Fed di Dallas melaporkan perusahaan-perusahaan energi di Texas memprediksi dapat melakukan banyak pemecatan atau penghentian operasi menghadapi penurunan permintaan sekitar 15-40 persen.
Di kawasan Kansas, aktivitas pengeboran dan belanja modal juga diprediksi akan lebih rendah. Beberapa perusahaan melaporkan kini pihaknya kesulitan memperoleh pinajamn modal.
Sementara The Fed Atlanta melaporkan tingginya pasokan minyak di kawasan Timur Tengah.
Sejumlah laporan dari 12 distrik The Fed menunjukkan kegiatan ekonomi nasional terus menguat selama periode pembuatan laporan antara November hingga akhir Desember.
"Sebagian besar distrik melaporkan laju pertumbuhan yang moderat. Sebaliknya Kansas justru melaporkan sedikit perlambatan pertumbuhan ekonomi pada Desember," seperti tertulis dalam Beige Book.
Di samping sektor energi, The Fed juga melaporkan kecilnya pengeluaran wisata di New York. Selain itu, laporan penualan ritel juga menunjukkan penurunan 0,9 persen jauh di luar ekspektasi.
Sementara dari segi positif, laporan tersebut juga mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dari ekspektasi dengan pertumbuhan permintaan kredit. The Fed juga masih menjaga suku bunganya tetap di dekat level nol dalam enam tahun terakhir.(Sis/Nrm)