Jenis Golongan Darah Pengaruhi Risiko Penyakit Jantung

Pemilik golongan darah A, B atau AB, berisiko tinggi berpenyakit jantung dan rentang hidupnya lebih pendek dibandingkan pemilik darah O.

oleh Melly Febrida diperbarui 16 Jan 2015, 14:30 WIB
Petugas medis mengambil contoh darah seorang pengunjung untuk diperiksa dan ditentukan golongan darahnya, pada pameran alat kesehatan "Cental Java Health Expo" di Semarang, Jateng. (Antara)

Liputan6.com, New York Jenis golongan darah ternyata berkaitan dengan risiko penyakit jantung. Pemilik golongan darah A, B atau AB, berisiko tinggi berpenyakit jantung dan rentang hidupnya lebih pendek dibandingkan pemilik darah O.

Namun, ini bukan berarti orang dengan golongan darah selain O ini harus khawatir berlebihan. Alasannya, risiko penyakit jantung dan rentang hidup itu dipengaruhi beberapa faktor, termasuk olahraga dan kesehatan secara keseluruhan.

Sebuah penelitian melibatkan 50 ribu orang usia menengan dan lanjut di timur laut Iran yang berusia rata-rata 70 tahun. Hasilnya, orang yang bergolongan darah bukan O berkemungkinan meninggal 9 persen selama penelitian dengan alasan yang berhubungan dengan kesehatan. Dan 15 persen lebih mungkin meninggal akibat penyakit kardiovaskular dibandingkan orang bergolongan darah O.

"Itu sangat menarik bagi saya mengetahui bahwa orang-orang dengan golongan darah tertentu - golongan darah non-O - berisiko lebih tinggi meninggal karena penyakit tertentu," kata Peneliti Utama Studi tersebut, Dr Arash Etemadi, yang merupakan Ahli Epidemiologi di AS National Institutes of Health seperti dilansir Livescience, Jumat (16/1/2015).

Peneliti juga memeriksa apakah golongan darah bisa dihubungan dengan risiko kanker lambung. Mereka menemukan, orang dengan golongan darah bukan O berisiko 55 persen terkena kanker lambung dibandingkan yang berdarah O.

Hubungan antara golongan darah dan risiko penyakit serta rentang hidup diperhitungkan dengan beberapa faktor lain, termasuk usia, jenis kelamin, merokok, status sosial ekonomi dan etnis.

"Penelitian sebelumnya menunjukkan orang dengan golongan darah non-O mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi mengalami kanker tertentu dan penyakit kardiovaskular, tapi kurang jelas apakah golongan darah ini terkait dengan masa hidup," kata Etemadi.


Gaya Hidup atau Golongan Darah

Gaya Hidup atau Golongan Darah

Sekitar 11.000 orang dalam studi ini memberikan informasi tentang biokimia darah mereka, termasuk kadar kolesterol, kadar glukosa, dan tekanan darah. Tapi hanya metrik tertentu yang menonjol. Misalnya, orang dengan golongan darah A cenderung kolesterol total dan kolesterol LDL (kolesterol jahat) tinggi.

Etemadi mengatakan, ada kemungkinan kadar kolesterol yang lebih tinggi bisa menjelaskan risiko kematian yang meningkat. Orang dengan golongan darah non-O juga memiliki kecenderungan yang meningkat untuk membentuk bekuan darah, dan pembekuan yang lebih tinggi ini mungkin menyebabkan masalah jantung lebih.

Direktur hematologi dan obat-obatan transfusi di Carlo Poma Hospital di Italia, Dr Massimo Franchini dalam komentarnya menyebutkan, dengan penelitian ini pemilik golongan darah non O tak perlu terlalu khawatir golongan darahnya menjadi faktor penentu kesehatannya.

"Pemilik golongan darah bukan O hanya mewakili faktor risiko dan ada banyak jutaan orang di seluruh dunia dengan golongan darah bukan o tak memiliki salah satu penyakit," kata Dr Franchini.

"Menurut saya, gaya hidup sehat masih menjadi faktor utama yang bisa memengaruhi status kesehatan seseorang," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya