Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana menyuntikkan dana sebesar Rp 48 triliun kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan harapan suntikan dana itu dapat mendorong BUMN menjadi lebih besar sehingga bisa seperti Temasek, BUMN Singapura.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, selama ini BUMN selalu menyetorkan dividen kepada pemerintah setiap tahun. Mulai 2015, pemerintah menyuntikkan dana ke BUMN mencapai Rp 48 triliun. Menurut Jokowi, langkah pemerintah itu dilakukan agar BUMN dapat terus berkembang.
Advertisement
"Kalau tiap tahun diminta terus mereka tak akan berkembang. Kalah dengan Temasek dengan negara lain. Harus disuntik biar bisa jadi penggerak pembangunan," kata Jokowi, saat memberi sambutan acara Indonesia Outlook 2015, di hotel Borobudur, Kamis (15/1/2015).
Jokowi mengharapkan dana yang disuntikkan dapat membuat hasil nilai proyek yang dikerjakan BUMN semakin banyak. Misalkan salah satu BUMN yang disuntik antara lain Pelindo sebesar Rp 10 triliun. Jokowi menuturkan, dana tersebut harus jadi proyek sebanyak 5-7 proyek.
"Artinya harus jadi Rp 50 triliun. Kalau dikasih Kementerian yah tetap jadi Rp 10 triliun. Kalau BUMN dikasih Rp 10 triliun bisa jadi berlipat-lipat. Kalau proyek jalan tol dikasih Rp 5 triliun itu harus jadi untung Rp 30 triliun, dan Rp 50 triliun. Kalau manajemen benar itu bisa dicapai," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Jokowi menegaskan, pihaknya akan mengawasi BUMN dalam mengelola suntikan dana tersebut. " Tapi tetap saya awasi. Enak banget dikasih uang tidak diawasi," kata Jokowi. (Sis/Ahm)