Pengusaha Tak Bisa Langsung Nikmati Penurunan Harga BBM

Penurunan harga BBM tak lantas memberikan pengaruh bagi industri terutama dalam biaya logistik.

oleh Nurmayanti diperbarui 17 Jan 2015, 11:19 WIB
Harga premium per Senin 19 Januari 2015 pukul 00.00 WIB menjadi Rp 6.600/liter dan harga solar menjadi Rp 6.400/liter. Tampak, sejumlah pengendara motor yang akan mengisi BBM di SPBU Cikini, Jumat (16/1/15). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) premium dan solar. Harga premium turun menjadi Rp 6.600 sementara solar Rp 6.400 per liter. Apa pandangan pengusaha akan kebijakan pemerintah ini?.

Ketua Umum Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia (Aphindo) Tjokro Gunawan mengungkapkan penurunan harga BBM tak lantas memberikan pengaruh bagi industri terutama dalam biaya logistik.

"Meski kami sudah nego biaya logistik saat BBM turun tapi belum langsung otomatis turun dan biaya bahkan tidak turun," jelas dia saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti dikutip Sabtu (17/1/2015).

Dia menuturkan, meski harga BBM turun akan tetapi pengusaha jasa logistik tak serta merta bersedia menurunkan tarifnya.

Memang selama ini biaya logistik merupakan sektor yang terdampak langsung dari penyesuaian harga BBM baik naik atau turun.

Pengusaha logistik beralasan komponen kendaraan saat ini harganya sangat mahal seiring pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Jadi mereka harus menutupi selisih dari penurunan harga BBM untuk komponen kendaraannya.

"Jadi kelihatannya kami mesti nego lagi minta biaya logistik turun tapi selama ini mereka beralasan sparepart impor dalam bentuk dolar," jelasnya.(Nrm)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya