Liputan6.com, Yogyakarta Pengusaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tergabung dalam Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berharap agar keputusan pemerintah tidak membuatnya merugi. Ketua Hiswana Migas DIY Siswanto mengatakan, pihaknya sebagai operator tidak bisa berbuat banyak dan mengikuti keputusan pemerintah terkait penurunan hqrga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Senin (19/01/2015) mendatang. Sebagai pengusaha hanya berharap agar persediaan BBM yang ada saat ini dapat habis sehingga tidak merugi. Pada penurunan BBM pada 1 Januari lalu sempat membuat pengusaha merugi hingga ratusan juta rupiah.
"Ada toleransi dua hari dan diberlakukan Senin besok kan. Ya mudah-mudahan laku sehingga mengurangi kerugian dari para pengelolaan ya. Kalo ga laku selama dua hari ini ya resiko berbisnis," ujar Siswanto Sabtu (17/1/2015).
Siswanto mengatakan jika dirinya memahami bahwa penurunan harga ini cukup membuat pusing pengusaha. Pasalnya penurunan harga BBM ini tidak dibarengi dengan penurunan harga kebutuhan lainnya. Semwntara BBM ini sudah diatur oleh pemerintab terkait harga di masyarakat.
"Meskipun bisnis tetapi kan kita (harga) diatur oleh pemerintah kan kita tidak seperti beras. Kita kan ya karena barang strategis. Semwntara ini (turunya bbm) tidak dibarengi produk lain. Harusnya kan menyesuaikan. Ya pengusaha lainnya juga cukup bikin pusing juga," ujar Siswanto.
Siswanto menanggapi datar penurunan BBM oleh pemerintah pada Senin mendatang. Saat ini fokus dirinya hanya melayani masyarakat dengan baik sehingga masyarakat dapat mudah mendapatkan BBM.
"Ya kebijakan pemerintah mau ga mau kita laksanakan. Pengaruhnya masyarakat senang dengan harga bbm seperti semula kita menyikapi dalam hal untuk melayani masyarakat dan mendapatkan mudah," ujar Siswanto.
Harga BBM jenis premium turun dari Rp 7.600 per lite menjadi Rp 6.600 pee liter. Sedangkan solar dari semula Rp 7.250 per liter diturunkan menjadi Rp 6.400 per liter. (Fathi/Nrm)
Harga BBM Turun, Pengusaha SPBU Pasrah
Ketua Hiswana Migas DIY Siswanto mengatakan, pihaknya sebagai operator tidak bisa berbuat banyak dan mengikuti keputusan pemerintah
diperbarui 17 Jan 2015, 17:02 WIBPengendara sepeda motor saat menunggu giliran untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU, Jakarta, Kamis (1/1/2015). (Liputan6.com/Miftahul Hayat)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Honda Prelude Tertangkap Kamera Sedang Diuji Coba, Kapan Meluncur?
United Tractors Rampungkan Akuisisi Perusahaan Pembangkit Listrik Panas Bumi Senilai Rp 1,2 Triliun
Pertumbuhan Ekonomi Pemerintahan Baru Prabowo Ditaksir 5,2%, Ini Penyebabnya
Penipu di India Buka Kantor Cabang Bank Palsu, Kelabui Warga dan Raup Rp220 Juta
5 Tips Atasi Ketombe dan Rambut Rontok Pasca Melahirkan
Brand Reinvent Jadi Strategi LG Tingkatkan Nilai Brand Global di 2024
Oppo Find X8 Series Resmi Masuk Indonesia! Siap Jadi Penerus Tahta Find X7 Ultra
Bereskan Tambang Ilegal, Bahlil Usul Ada Ditjen Penegakan Hukum di Kementerian ESDM
Jelang Musim Tanam, Banyuwangi Keruk Sedimen Sejumlah Bendungan Besar
Jadwal dan Live Streaming LaLiga 2024/2025 Matchweek 10 di Vidio
Jadwal dan Siaran Langsung Eredivisie 2024/2025 Matchweek 9 di Vidio
Masa Penahanan Yoo Ah In Diperpanjang Jelang Sidang Banding Kasus Narkoba