Liputan6.com, Jakarta - Memasuki hari ke-23, proses pengangkatan badan pesawat AirAsia QZ8501 masih terkendala cuaca buruk. Tinggi ombak di lokasi tempat badan pesawat berada di Selat Karimata mencapai 6 meter.
"Cuaca masih jelek. Ombaknya masih 6 meter," kata Kepala Humas Basarnas Dianta Bangun di kantornya, Jakarta, Senin (19/1/2015).
Dianta mengatakan, cuaca buruk dan ombak besar yang dihadapi tim SAR di lokasi membuat para penyelam juga tidak dapat melakukan penyelaman. Arus deras dan jarak pandang yang sangat minim membuat mereka kesulitan melakukan tugasnya.
"Sulit, karena gelap juga dan ombak di atas 6 meter," tutur Dianta.
Kepala Badan Meterorologi Pangkalan Bun Lukman Soleh mengatakan, lokasi di sekitar badan pesawat masih berpotensi terjadinya pembentukan awan kumulonimbus.
"Mengingat pertumbuhan awan kumulonimbus masih cukup potensial, tim agar mengoptimalkan waktu ketika cuaca cerah," jelas dia.
Dianta pun memperingatkan soal arus bawah laut yang cukup besar. Hal ini akan menyulitkan proses pengangkatan korban di badan pesawat.
"Angin dari arah barat cukup kencang, yakni 15-20 knot. Mengingat terdapat arus bawah laut di sekitar lokasi, maka tim agar tetap waspada dan selalu melakukan pengukuran langsung di lokasi sebelum penyelaman," tutur Lukman.
Meski begitu, Lukman menyatakan, cuaca menunjukan tren membaik pada 2 hari mendatang. "Dalam dua hari ke depan terdapat tren penurunan ketinggian gelombang, semoga kita segera memperoleh kabar baik dari proses evakuasi badan pesawat AirAsia," tandas Dianta. (Ndy/Sss)
Advertisement