Jokowi Ditelepon Raja Belanda Paling Disorot

Simak selengkapnya Top 5 kanal News Liputan6.com edisi Senin 19 Januari 2015.

oleh Liputan6 diperbarui 20 Jan 2015, 07:55 WIB
Presiden Jokowi di Kantor Basarnas. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Liputan6.com, Jakarta - Kejaksaan Agung telah mengeksekusi mati 6 terpidana mati kasus narkoba Minggu 18 Januari 2015 dini hari. Dua di antara 6 terpidana mati itu merupakan warga negara Belanda (Ang Kiem Soei) dan Brasil (Cardoso Moreira).

Presiden Jokowi mengungkapkan, sebelum eksekusi berlangsung, dia ditelepon penguasa Kerajaan Belanda, Raja Willem-Alexander, yang meminta agar Ang Kiem Soei tidak dieksekusi mati.

Telepon serupa juga diterima Presiden Jokowi dari Presiden Brasil, Dilma Rousseff. Dilma meminta agar Pemerintah Indonesia tak menghukum mati warganya, Cardoso Moreira. Namun, Jokowi meminta negara lain menghormati sistem hukum di Indonesia.

Nah, berita tersebut ternyata paling disorot para pembaca di kanal News Liputan6.com sepanjang Senin 19 Januari 2015. 2 Berita lain yang menyedot perhatian juga masih seputar eksekusi 6 terpidana mati di Indonesia. Ada pula tulisan mengenai 9 fakta pemerintah China perang melawan koruptor.

Berikut Top 5 News...

1. Ditelepon Raja Belanda Soal Eksekusi Mati, Ini Jawaban Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta negara lain menghormati sistem hukum di Indonesia. Menurut Jokowi, pelaksanaan sistem hukum di Indonesia merupakan bagian dari kedaulatan negara. Pernyataan ini disampaikan Jokowi terkait respons Belanda dan Brasil, yang menarik duta besar mereka pasca-eksekusi mati warga mereka karena kasus mafia narkoba.

"Kita harus menghormati upaya negara lain yang dilakukan untuk warganya. Begitu pula dengan warga negara kita di negara lain. Kita harus menghormati apa yang jadi kedaulatan sebuah negara," kata Presiden Jokowi di Jakarta seperti dikutip dari Setkab.go.id, Senin (19/1/2015).

Simak selengkapnya di sini

2. Gara-gara Logo, Hotel di Bandung Didemo Warga

Puluhan warga Kelurahan Sukarasa, Kota Bandung melakukan aksi di Hotel Zodiak, Jalan Sutami, Kelurahan Sukarasa, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka menuntut agar izin hotel ditutup. Alasannya, logo yang digunakan hotel tersebut mirip lafadz Allah yang dibalik.

"Ini sangat menyakitkan bagi umat muslim, hotel ini menggunakan logo lafadz Allah yang dibalik, coba lihat saja," kata koordinator aksi, Farid Ridwan di Bandung, Jawa Barat, Senin (19/1/2015).

Berita selengkapnya klik di sini

3. 9 Fakta Perang Lawan Korupsi China: Tangkap Lalat Sampai Macan

Di Tiongkok, berani korupsi bisa berarti siap kehilangan nyawa. Sudah 2 tahun, Presiden China Xi Jinping menyeret satu per satu para penjarah uang rakyat ke pengadilan. Beberapa bahkan divonis mati.

Di awal tahun 2015 ini, upaya pemberantasan korupsi tak juga surut. Seorang pejabat penting intelijen, sekretaris partai Nanjing, dan diplomat top masuk daftar orang yang diperiksa. Dan, perang belum usai...

Selengkapnya klik tautan ini

4. Australia: Eksekusi Mati di Indonesia Bukan Solusi Lawan Narkoba

Setelah 6 terpidana mati kasus narkoba dieksekusi mati, kini giliran penyelundup barang haram asal Australia yang dikenal dengan 'Bali Nine' masuk daftar. Dua di antaranya akan menjalani hukuman tersebut dalam waktu dekat.

Duo warga negara Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, divonis hukuman mati pada tahun 2006, karena dianggap sebagai anggota komplotan pengedar narkoba tersebut.

"Hukuman mati 2 penyelundup narkoba Australia di Indonesia tidak akan memecahkan masalah narkoba di negara itu," ucap Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, seperti dikutip dari BBC, Senin (19/1/2015).

Berita selengkapnya ada di sini

5. 3 Negara Minta JK 'Bujuk' Jokowi Terkait Eksekusi Mati

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan ada beberapa negara yang meminta dirinya membujuk Presiden Joko Widodo untuk memberikan grasi kepada warga negaranya yang menerima hukuman  mati.

"‎Semua datang pada saya semua, Dubes Belanda, Dubes Australia, Menteri Prancis datang (minta warga negaranya diampuni Presiden Jokowi dari hukuman mati). Yang paling penting saya bilang ke mereka bahwa ini bukan keputusan presiden, ini keputusan hakim dari pengadilan pertama sampai tertinggi memutuskan itu," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (19/1/2015).

Berikut lanjutan beritanya di sini

(Ans)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya