Kondisi Ekonomi Sulit, Jepang Selektif Beri Utang

Gubernur JBIC, Hiroshi Watanabe mengungkapkan, infrastruktur menjadi penopang pertumbuhan ekonomi maupun produktivitas sebuah negara.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 20 Jan 2015, 13:39 WIB
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Jepang tengah tergelincir dalam resesi sehingga perbankan lokal harus selektif memberikan pendanaan terhadap proyek di segala sektor. Hal ini yang dialami Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

Gubernur JBIC, Hiroshi Watanabe mengungkapkan, infrastruktur menjadi penopang pertumbuhan ekonomi maupun produktivitas sebuah negara. Sayangnya, banyak negara tak sanggup mengejar pertumbuhan tinggi lantaran infrastruktur tak memadai.

"Cukup banyak negara yang tidak bisa mewujudkan pertumbuhan tinggi karena sarana dan prasarana serta infrastruktur kurang memadai. Sekarang Indonesia punya prioritas tinggi untuk mengembangkan infrastruktur dan pengusaha Jepang sangat menghargai arah kebijakan pemerintah," jelas dia usai Pertemuan Tahunan ke-5 Financial Policy Dialogue di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (20/1/2015). 

Guna merealisasikan pembangunan infrastruktur skala besar, tambah Watanabe, membutuhkan pembiayaan yang salah satunya berasal dari pinjaman atau utang. Mekanisme porsi pembiayaan beragam, bisa melalui kerjasama pemerintah-swasta (public privat partnership/PPP) dan sebagainya.

"Kalau pengadaan dana atau pembiayaan jika pakai konsesi, bisa dari ADB, Jaica, dan Bank Dunia. Tapi buat kami negara maju yang sedang mengalami kesulitan ekonomi dan keuangan, pembiayaan menyertakan konsesi semakin berkurang," terang dia.

Menurutnya, JBIC lebih mengutamakan pembiayaan kepada perusahaan atau kalangan swasta supaya dimanfaatkan secara optimal. Tentu proyek swasta yang mendapat utang JBIC harus skala besar, seperti pembangkit listrik.

"Ke depan semangat investasi dari kalangan swasta cukup tinggi untuk bangun pelabuhan, pengolahan imbah, membangun sarana di daerah perkotaan dan sebagainya," pungkas Watanabe. (Fik/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya