Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Brasil dan Belanda memanggil duta besarnya di Indonesia untuk berkonsultasi terkait warga negaranya yang dieksekusi mati Kejaksaan Agung RI beberapa hari lalu.
Terkait hal itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengklarifikasi kabar yang menyebut Brasil dan Belanda menarik diri dari Indonesia. Kata dia, yang benar, kedua negara tersebut hanya memanggil dubes pulang ke negaranya untuk berkonsultasi.
"Pemanggilan pulang Dubes Belanda dan Brasil untuk konsultasi. Itu hak negara tersebut memanggil dubes untuk konsultasi. Antara pemanggilan dan penarikan 2 hal berbeda," ujar Retno di sela pertemuan dengan Pemimpin Redaksi media di kantor Menko Polhukam, Selasa (20/1/2015).
Retno meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya permasalahan terkait hubungan diplomatik antara negara. Sebab, dalam dunia internasional, pemanggilan kembali dubes ke negara asal itu merupakan hal yang lumrah.
"Komunikasi kita tetap jalan. Ini yang perlu diluruskan. Pemanggilan ulang ke capital dalam rangka konsultasi bukan penarikan. Dalam dunia internasional, itu dua hal yang sangat berbeda. Jadi pemanggilan pulang para dubesnya, bukan putus hubungan diplomatik dengan mereka, tidak sama sekali," ujar dia.
Mantan Dubes RI untuk Belanda itu menambahkan, komunikasi yang terbangun antara kepala negara, dalam hal ini antara Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Kepala Negara Brasil dan Belanda juga merupakan hal yang wajar.
"Bagaimana juga, ada komunikasi antara presiden Brasil, Belanda dengan Indonesia. Presiden (Jokowi) juga menyampaikan soal kedaruratan (peredaran narkoba di Indonesia) dan menyampaikan ketegasan pemerintah Indonesia dalam penegakan hukum kejahatan narkotika," tandas Retno.
Kejaksaan Agung mengeksekusi 6 terpidana mati pada Minggu 18 Januari dini hari. 5 Terpidana mati dieksekusi di Pulau Nusakambangan, Cilacap dan 1 lainnya dieksekusi di Boyolali, Jawa Tengah.
Berikut 6 terpidana mati tersebut.
1. Marco Archer Cardoso Moreira (WN Brasil) dieksekusi di Nusakambangan.
2. Rani Andriani alias Melisa Aprilia (WNI) dieksekusi di Nusakambangan.
3. Tran Thi Bich Hanh (WN Vietnam) dieksekusi di Boyolali.
4. Namaona Denis (WN Malawi) dieksekusi di Nusakambangan.
5. Daniel Enemuo alias Diarrassouba Mamadou (WN Nigeria) dieksekusi di Nusakambangan.
6. Ang Kiem Soei alias Kim Ho alias Ance Tahir alias Tommi Wijaya (Warga Belanda) dieksekusi di Nusakambangan. (Ein)
Menlu RI Klarifikasi Pemulangan Dubes Asing Terkait Eksekusi Mati
Menlu Retno LP Marsudi mengklarifikasi kabar yang menyebut Brasil dan Belanda menarik diri dari Indonesia.
diperbarui 20 Jan 2015, 15:45 WIBMenlu Retno Marsudi (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gempa Hari Ini Sabtu 2 November 2024 Guncang 4 Wilayah Indonesia, Ini Daftarnya
Podium Dua di Sprint Race MotoGP Malaysia 2024, Marc Marquez Kaget Motornya Kencang
ASN Banyuwangi Dibekali Kemampuan Dasar Keamanan Siber
Pertamina Group Cek Pengelola Limbah Canggih di Dumai
Pelajar Indonesia Meriahkan Unity Fest 2024 di Rusia dengan Ragam Tarian Nusantara
Konsumsi Produk Halal Global Capai USD 2,4 Triliun, BI Tangkap Peluang Lewat IN2HCC 2024
Tensi Tinggi Pilkada Rokan Hilir, Masyarakat Tionghoa Diajak Dinginkan Suasana
Penyebab Muslim Malas ke Masjid Menurut Ustadz Das’ad Latif, kalau Tahu Ini Pasti Beda
Jarnas Prabowo-Gibran Gerak Cepat Siap Menangkan Ridwan Kamil-Suswono Satu Putaran
PT Pindad Mulai Produksi Mobil Maung untuk Menteri hingga Bupati
VIDEO: Viral Dikejar Klitih Akibatkan Anak SD Bonceng Bertiga Kecelakaan di Yogyakarta
Rasio Wirausahawan Indonesia Kalah Jauh dari Singapura dan Malaysia, Ini Datanya