Awalnya Ditentang, Bayi Tabung Kini Jadi Harapan

Teknologi yang makin maju, membantu meningkatkan keberhasilan program bayi tabung.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 21 Jan 2015, 08:00 WIB
Meski program bayi tabung banyak dipilih pasangan yang kesulitan hamil karena berbagai hal, program ini tak sepenuhnya aman.

Liputan6.com, Jakarta Program in vitro fertilization (IVF) yang masyarakat kenal sebagai bayi tabung merupakan salah satu alternatif bagi pasangan yang kesulitan untuk mendapatkan buah hati. Siapa sangka, program ini pada awal kehadirannya tahun 1987 di Indonesia mendapat tentangan berbagai pihak.

"Pada saat itu proyek keluarga berencana oleh Orde Baru sedang digalakkan, sehingga program bayi tabung ini mendapat tentangan darimana-mana," terang Ketua Perkumpulan Fertilisasi In Vitro Indonesia (Perfitri), Prof. DR. dr. Sugiharto Subianto, SpOG (K) pada saat memberikan sambutan dalam temu media kehadiran terobosan teknologi pertama Pre-Implantation Genetic Screening (PGS) di RSU Bunda Jakarta, ditulis Rabu (21/1/2015).

Sampai-sampai saat itu Subianto dipanggil oleh Presiden RI untuk menjelaskan mengenai bayi tabung. Untuk mempermudah penjelasan, Subianto menerangkan dengan hal yang disukai sang presiden kala itu. Ia pun menceritakan bahwa bayi tabung mirip dengan inseminasi buatan pada sapi, perbedaan terletak bahwa sel telur dan sperma berasal dari suami istri yang sah.

"Dan beliau menyetujui hal itu dan ia membantu dalam pendirian pusat bayi tabung," tamba pria ini.

Akhirnya pada saat itu terdapat dua pusat bayi tabung di Indonesia yaitu RS Cipto Mangunkusumo dan RSAB Harapan Kita. Bayi tabung pertama pun berhasil lahir di RSAB Harapan Kita pada tanggal 2 Mei 1988 dan hingga kini tumbuh sehat.

Kehadiran dua pusat bayi tabung menjadi awal kehadiran pusat-pusat bayi tabung lainnya. "Kini sudah ada 24 pusat bayi tabung di Indonesia. Sudah ada lebih dari 2000 bayi tabung yang dibantu oleh teman-teman dari pusat bayi tabung," tambahnya.

Kegagalan bayi tabung yang masih besar, sekitar 55 persen membuat pria ini terbuka dengan kehadiran teknologi dan inovasi yang mampu meningkatkan keberhasilan program bayi tabung. Salah satunya, teknologi yang akan dijalankan oleh RS Bunda Jakarta sebagai salah satu rantai klinik bayi tabung Morula IVF Jakarta bernama ‘Pre-Implantation Genetic Screening’ (PGS) sebuah skrining kromosom untuk mengecek baik tidaknya embrio sebelum dilekatkan pada rahim ibu.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya