Outlander Maut di Arteri Pondok Indah

Ali dan Christopher bukan teman biasa.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Jan 2015, 00:07 WIB
Polisi olah tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan maut Mitsubishi Outlander yang merenggut 4 nyawa di Pondok Indah, Jakarta. (AntaraFoto)

Liputan6.com, Jakarta - Selasa 20 Januari, pukul 20.00 WIB, arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan kala itu tengah ramai lancar saat tiba-tiba sosok putih membelah lautan kendaraan dengan kecepatan tinggi, seakan hilang kendali. Seketika semua orang di jalan itu menjadi panik.

Si putih itu belakangan dikenali sebagai sosok gagah Mitsubishi Outlander yang tengah melaju di kawasan Gandaria menuju Pondok Indah. Pertama-tama, 1 motor Honda Beat dihantam. Lalu mobil menyasar Toyota Avanza di dekat halte Transjakarta.

Tak berhenti di situ, mobil putih B 1658 PJE masih terus melaju. Lalu berturut-turut menabrak Mitsubishi pick up B 9852 AP, sepeda motor Vario B 3216 SPE, Vixion B 3981 SON, Honda Supra X B 6684 TON, Mega Pro B 4492 RO, dan Honda Vario B 6535 AM.

Total ada 6 sepeda motor dan 2 mobil jadi sasaran si Outlander. Nyawa pun berjatuhan, 4 orang dinyatakan meninggal dunia dalam peristiwa itu. Mereka adalah Mustopa, warga Jalan Teratai RT 02/01 Kelurahan Pondok Bambu Jakarta Timur; Mayudin Herman warga Pamulang Elok Blok B1 10 RT 01/14 Pondok Petir, Depok, Jawa Barat; Wisnu Anggoro warga Jalan Tanah Kusir RT 01/01 Kebayoran Lama Jakarta Selatan; dan Batang Onang, anggota polisi, Parung, RT 03/03.

Outlander benar-benar mengantarkan maut

"Berdasarkan keterangan saksi mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Polisi Wahyu Hadiningrat, Rabu (21/1/2015).

Saksi mata, Faber Aries Setiawan (41) mengaku tidak menyangka sama sekali tengah terjadi tabrakan. "Saya kira ada syuting film. Soalnya, pas kejadian itu motor nyangkut di depan bemper mobil dan mobil terus jalan dengan kencang ke arah Pondok Indah," ujar Aries di depan kejadian perkara.

Dia menuturkan, ada 2 motor yang terjepit. Namun, salah satunya sudah terpental di dekat Holland Bakery, Kebayoran Lama. Kemudian satu orang dengan motornya masih terseret hingga 100 meter.

"Saya baru lihat ada orang di bawah mobil. Banyak warga akhirnya mengejar tapi si pengendara mobil tidak berhenti. Saya dengar suara 'krak' kayak abis ngelindas orang dan satu lagi masih nyangkut kemudian terpental juga," ujar Aries.

"Usai ditabrak di depan Holland Bakery, para korban yang nyangkut itu terpental. Kemudian saya lari dan menolongnya. Pas saya cek nadinya itu masih hidup," imbuh dia.

Christopher, Ali, dan Sandi

Tak sampai 24 jam, pengemudi Mitsubishi Outlander tersebut, Christopher Daniel Sjarif dijadikan tersangka dalam kasus ini.

Entah apa alasannya hingga pemuda 23 tahun itu bisa terlibat dalam kecelakaan beruntun ini. Namun setelah diusut, Christopher diketahui merebut kemudi Outlander dari tangan sopir bernama Sandi sesaat sebelum kecelakaan terjadi.

Sebenarnya, hari itu Sandi tengah menyopiri bosnya, Muhammad Ali. Christopher adalah teman Ali yang ikut menumpang mobil. Namun di tengah jalan, Ali memutuskan untuk turun dan meninggalkan Sandi dengan Christopher.

Saat tinggal berdua itulah, Christopher lantas mencekik dan mengambil alih kemudi dari Sandy. Sang sopir yang kemudinya diambil paksa itu kemudian memutuskan untuk turun dari mobil. Christopher yang sendirian pun membawa mobil hingga hilang kendali dan menabrak 6 sepeda motor serta 2 mobil yang berada di arteri Pondok Indah, Jakarta.

"Ali awalnya minta turun di Mayestik usai menonton dengan Christopher di Pacific Place. Kemudian saya diminta mengantarkan pelaku ke Pondok Indah," Sandi.

Sandi menuturkan, selama perjalanan tidak ada cekcok dengan Christopher. Namun, saat Ali menghubungi Sandi, Christopher mengamuk seketika. Tak hanya handphonenya yang dilempar, Sandi mengaku Christopher juga mencekiknya dari belakang. Dia lalu berusaha melepaskan diri dari cekikan dan keluar dari mobil yang dikendarainya itu.

Christopher, kata dia, kemudian mengambil alih kemudi. "Setelah saya bebas keluar dari mobil, langsung saya cari handphone saya, mana gitu, saya mau telepon Ali bilang mobil dibawa kabur," kata Sandi.

Meskipun sempat cekcok, Sandi mengungkapkan, sebelum kecelakaan terjadi, Christopher sempat meminta agar Sandi percaya dia bisa membawa mobil.

"Percaya saja kepada saya," ujar Sandi mengutip pernyataan Christopher.

Sesungguhnya, Mitsubishi Outlander maut itu bukanlah milik Christopher. Juga bukan milik Ali.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com dari Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) mobil tersebut, kendaraan itu bukan tercatat atas nama PT Bumi Hidro Engineering And Construction. Diduga PT Bumi Hidro Engineering And Construction tersebut merupakan tempat kerja Ali.

Ali dan Christopher bukan teman biasa. Keduanya sudah bersahabat sejak masa SMP. Sebelum kecelakaan pun keduanya menghabiskan waktu bersama. 2 Pemuda itu menyempatkan waktu untuk menonton film dan minum-minum bersama di kafe di Pacific Place, Jakarta.

"Mereka habis nonton dan minum-minum di kafe di Pacific Place," kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Risyapudin Nursin di Mapolres Metro Jakarta Selatan.

Sebelum kecelakaan itu terjadi, Christopher sempat berpamitan pada Ali untuk pergi ke Amerika Serikat. Karena itulah keduanya bertemu pada Selasa kemarin. Seperti dipaparkan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul.

"Tersangka (Christopher) merupakan anak pengusaha swasta yang bersekolah di Amerika. Dia ingin ketemu teman dekatnya dari SMP dan SMA, Ali untuk pamit. Mereka ingin bersilahturahmi," ucap Martinus.

Lalu apa sebenarnya yang memicu Christopher hingga hilang kendali? Dan apa kaitan Sandi, Ali dalam kecelakaan ini?

Sejauh ini kepolisian menduga, ada 3 alasan di balik aksi Christopher. Seperti dibeberkan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul. Dia mengungkap, ketiga hal itu yakni narkoba, alkohol, dan permasalahan pribadi dengan Ali.

Untuk dugaan konsumsi narkoba dan alkohol, Martinus mengatakan, jajarannya masih menunggu hasil pemeriksaan dari Badan Narkotika Nasional (BNN). Sementara untuk dugaan ke tiga, masih harus didalami.

"Terkait dengan dugaan ketiga, ini masih kita gali dan masih kita kroscek. Tapi menurut pengakuan Christopher, tidak ada masalah."

Apapun alasannya, tak sepatutnya perilaku tak bertanggung jawab di jalan raya ini ditiru. Apalagi hingga merenggut nyawa orang lain seperti yang terjadi pada kasus Outlander maut. (Ndy)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya