Liputan6.com, Jakarta Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) mendesak pemerintah untuk serius membenahi strategi hilirisasi produk perikanan.
Ketua Dewan Pembina KNTI Riza Damanik mengatakan bahwa hal ini akan menjadi kunci perombakan arah pertumbuhan ekonomi perikanan untuk 5 tahun ke depan, yaitu dari sebelumnya berbasis peningkatan produksi, menjadi peningkatan nilai tambah.
"Upaya pemberantasan pencurian ikan dan menutup kerugian negara dari penggelapan pajak perikanan harus sebangun dengan strategi pembesaran kapasitas produksi pengolahan ikan di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (22/1/2015).
Dia menjelaskan, pemerintah melalui Naskah Final Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 (RPJMN) telah menargetkan peningkatan nilai ekspor perikanan 2 kali lipat dari US$ 5,86 miliar di 2015, menjadi US$ 9,54 miliar di 2019.
Namun ada 2 tantangan yang dihadapi pemerintah membenahi kualitas ekonomi perikanan. Pertama, faktanya tingkat kepatuhan perusahaan ikan membangun Unit Pengolahan Ikan (UPI) sangat rendah.
"Dari lebih 1000 kapal eks asing yang mendapat SIUP dan beroperasi di 2014, hanya terbangun 33 UPI. Padahal, kita berpeluang membangun sedikitnya 150 UPI," kata dia.
Kedua, insentif peningkatan modal usaha perikanan di atas 10 persen hingga 2019 belum mensyaratkan alokasi khusus untuk kegiatan pasca tangkap.
Berdasarkan Peraturan Menteri tentang Usaha Perikanan Tangkap disebutkan salah-satu syarat mendapatkan Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP) adalah kesanggupan membangun UPI atau bermitra dengan UPI yang telah memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP).
"Agar tidak memunculkan kegaduhan yang tidak berkesudahan, pemerintah harus menyambungkan proses penegakan hukum dan pembenahan perijinan dengan memberi prioritas insentif permodal untuk kegiatan pengolahan ikan. Peluang ini pada akhirnya akan membuka kesempatan kepada organisasi-organisasi nelayan terlibat mengelola kegiatan pasca tangkap," tandasnya. (Dny/Nrm)
Nelayan Minta Hilirisasi Perikanan Diperbaiki
Hal ini akan menjadi kunci perombakan arah pertumbuhan ekonomi perikanan untuk 5 tahun ke depan
diperbarui 22 Jan 2015, 10:16 WIBMenteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menargetkan tahun 2015 harga ikan tidak mahal lagi dan Industri perikanan Indonesia bisa mengekspor ikan ke luar negeri, Jakarta, Minggu (11/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 Ramadan UpdateDahulukan Makan atau Sholat Dulu? Ini Jawaban Gus Baha
8 9 10
Berita Terbaru
Mengapa Tiktok Diblokir di Amerika Serikat? Ternyata Ini Penyebabnya
Sengketa Pilwalkot Depok 2024, Paslon Imam-Ririn Cabut Gugatan di MK
15 Makanan Khas Sumedang yang Wajib Dicoba, Tahu Legendaris hingga Cemilan Tradisional
Profil Morgan Freeman, Aktor Hollywood Legendaris yang Punya Masa Kecil Penuh Tantangan
Said Tegaskan Kasus Hasto di KPK Tak Mengganggu HUT ke-51 PDIP
15 Resep Kue Simple untuk Pemula: Panduan Lengkap Membuat Kue Lezat
2 Direktur XL Axiata Mengundurkan Diri, Ada Apa?
CEO X Linda Yaccarino Buka Suara soal Meta Setop Program Cek Fakta di Facebook dan Instagram
Menteri Yandri Alokasikan Rp 16 Triliun Dana Desa untuk Swasembada Pangan
Penyakit Hati yang Berat Menurut Kitab Hikam, Dijelaskan Gus Baha
Kebakaran Hutan Los Angeles, KJRI LA: Tidak Ada WNI yang Terdampak
Apa yang Dimaksud dengan Teknologi: Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya