Harga Jatuh, Produksi Minyak RI Terancam Merosot

Proyeksi lifting minyak bumi di RAPBN-P 2015 sebanyak 849 ribu barel per hari.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 22 Jan 2015, 20:14 WIB
Ilustrasi Tambang Minyak 5 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan bakal terjadi penurunan produksi minyak bumi akibat kemungkinan kontraktor KKS menyetop kegiatan operasionalnya. Ini terjadi lantaran harga minyak dunia yang terus merosot hingga di bawal level US$ 50 per barel.

Menteri ESDM, Sudirman Said mengatakan, proyeksi lifting minyak bumi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 sebanyak 849 ribu barel per hari.

"Asumsi lifting lebih rendah menimbulkan penurunan penerimaan migas. Tapi angka yang kita gunakan 849 ribu barel per hari masih realistis," ujar Sudirman saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (22/1/2015).

Sudirman menilai, ada potensi penghentian produksi minyak dari beberapa kontraktor KKS karena tergerusnya harga minyak dunia. "Laba kontraktor KKS jadi turun, sehingga mungkin saja menunda produksinya. Nanti kalau harga minyak naik, baru deh digenjot lagi," sambung dia.

Kementerian ESDM, lanjutnya, akan me-review seluruh kontraktor KKS menjelang berakhirnya kontrak kerja. Sudirman menegaskan akan memutus kontrak KKS yang tidak sesuai dengan rencana pemerintah.

"Yang dilanjutkan, kita akan ajak bicara termasuk menyikapi harga minyak yang terus menurun. Belum ada kontraktor KKS yang menunda produksi, tapi bisa jadi karena harga minyak yang begini, lalu berisiko penurunan produksi," terang dia. (Fik/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya