Cerita Anak Buah Menteri Susi yang Hanya Bisa Nikmati Ikan Lele

Dalam lima tahun ke depan, KKP menargetkan akan melakukan reformasi perizinan dan penertipan ‎kapal-kapal pencuri ikan di Indonesia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 22 Jan 2015, 22:03 WIB
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menargetkan tahun 2015 harga ikan tidak mahal lagi dan Industri perikanan Indonesia bisa mengekspor ikan ke luar negeri, Jakarta, Minggu (11/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengundang banyak perhatian masyarakat mulai dari aksinya yang nyentrik hingga kebijakan-kebijakan yang tegas seperti penenggelaman kapal pencuri ikan.

Apa yang dilakukan Susi tersebut tidak lepas dari keinginan pemerintah untuk dapat berpihak kepada industri perikanan‎ dalam negeri.

Tidak hanya itu, Menteri Susi juga ingin dengan langkah yang dilakukannya masyarakat Indonesia bisa menikmati jenis ikan-ikan laut dengan kualitas bagus seperti ikan kakap merah, tengiri dan lainnya.

Direktur Jendral‎ P2HP KKP, Saut Hutagalung mengaku, selama ini di wilayah tempat tinggalnya tidak dapat menikmati ikan tangkap hasil laut yang selama ini diekspor.

"Saya meski sebagai Dirjen, tapi di sekitar rumah saya di Depok, hanya ada ikan lele, ‎hanya menikmati itu-itu saja," kata Saut di ANZ Economic Outlook 2015 di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (21/1/2015).

Untuk itu dirinya di bawah kepemimpinan Menteri Susi bertekad untuk membawa ikan-ikan yang memiliki kualitas unggulan tersebut merambah hingga ke daerah terpencil.

"Ekspor memang penting tapi paling tidak masyarakat kita juga harus bisa merasakan ikan yang lebih baik, selain untuk industri pengolahan juga untuk perbaikan gizi," paparnya.

Dalam lima tahun ke depan, dikatakan Saut, KKP menargetkan akan melakukan reformasi perizinan dan penertipan ‎kapal-kapal pencuri ikan di Indonesia demi mengembalikan kedaulatan laut di Indonesia.

Tidak hanya itu, untuk memenuhi kebutuhan ikan di Indonesia pihaknya juga akan mengembangkan ikan-kan budidaya mengingat jumlah ikan tangkap tidak sebanding dengan tingkat konsumsi masyarakat Indonesia. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya