Liputan6.com, Padang - Mantan pelatih Semen Padang, Jafri Sastra, menilai peran para fans di dunia sepak bola sangat penting. Karena kunci keberhasilan sebuah tim juga terlihat dari dukungan para suporternya.
Menurut dia, dalam sebuah pertandingan sepak bola, dukungan para suporter sangat berharga. Akan sangat aneh jika melihat para bintang lapangan hijau bermain tanpa sorak sorai penonton.
"Bagaimanapun juga suporter adalah elemen penting dalam sepak bola. Mereka adalah pemain ke-12 yang mampu memberi motivasi lebih bagi tim yang mereka dukung," katanya.
Hal ini diutarakan Jafri ketika ditanya soal suporter Semen Padang yang nampaknya enggan mendukung langsung tim Kabau Sirah di stadion H Agus Salim. Hal ini terlihat di ajang SCM Cup 2015.
Memang, performa tim Kabau Sirah di dua turnamen pra-musim dapat dikatakan sangat mengecewakan. Meski bertindak sebagai tuan rumah, mereka justru tidak berhasil memenangkan satu gelar pun.
"Saya tidak tahu soal mengapa mereka mogok nonton atau apa. Tapi yang jelas, saya berharap fans dapat bersabar, berpikir dewasa, dan jangan berhenti beri dukungan. Kami masih dalam persiapan, semua butuh proses," kata Jafri, Kamis (22/1/2015).
Pelatih asal Sumatra Barat ini juga sangat menyayangkan 'penyakit kambuhan' suporter di Indonesia. Namun menurut dia, itu adalah "warna warni" para fans di Indonesia.
"Kadang ada juga pertandingan yang ramai pada partai tertentu. Misal laga siapa kontra siapa, pasti penonton datang, tapi kalau lawannya lain, pasti nggak seramai itu."
"Harusnya kalau fans sejati, apapun kondisinya, gimanapun situasinya, mereka harus tetap mendukung tim. Di Indonesia kita lihat ini pada Persib, Arema, coba lihat, penonton mereka, siapapun lawannya tetap ramai."
Dipecat
Kabar tak menyenangkan justru menghampiri Jafri saat pelatih ini ingin membenahi timnya. Semen Padang telah mengambil keputusan untuk memutuskan kerja sama dengan Jafri.
"Keputusan kami ambil karena ingin memberi warna baru pada pemainan Semen Padang," kata Manajer Semen Padang Asdian kepada Liputan6.com.
Mengawali musim 2015, tim Kabau Sirah gagal total di dua turnamen pra musim. Menurut Asdian, ini tanda permainan Hendra Adi Bayaw dan kawan-kawan sudah terbaca.
"Tentu ada pertimbangan dari pertandingan pra musim. Kami tidak ingin lawan-lawan di ISL nanti dengan mudah membaca permainan tim," ucapnya.
Baca Juga:
Lama Menunggu, PSSI Tinggalkan Kantor Kemenpora
Madrid Jual Modric, MU dan Chelsea Siap Tampung
Bintang Belgia Ini Blak-blakan Akui Suka MU
Advertisement